Unik, wanita muda ini ditunjuk jadi juru bicara Hamas
A
A
A
Sindonews.com – Kelompok Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza, Palestina, membuat keputusan langka. Mereka mempekerjakan wanita 23 tahun sebagai juru bicara Hamas.
Isra al - Modallal, menjadi juru bicara wanita pertama dalam sejarah yang dipilih Hamas. Wanita muda itu, ditunjuk pimpinan Hamas sebagai juru bicara karena mahir berbahasa Inggris dengan akses yang khas.
”Kami berharap memiliki bahasa yang berbeda dan unik,” kata al – Modallal, dalam wawancarangan dengan al-Jazeera, di kantornya, di Gaza, yang dilansir Senin (11/11/2013). ”Kami akan membuat masalah lebih manusiawi.”
Al - Modallal, tidak memiliki riawayat terlibat dalam gerakan politik Hamas. Keunikan yang dia tampilkan, juga tampak dari pemandangan kantornya. Di mana, dia tidak seperti para pejabat Hamas umumnya yang memajang foto Perdana Menteri asal Gaza Ismail Haniyeh. Dia justru mengoleksi buku-buku tentang sejarah Amerika.
Bahkan, dia cenderung bersikap inklusif. Dia tidak menganggap dirinya seorang loyalis Hamas, tetapi dia siap bersama-sama untuk bekerja sebagai juru bicara pemerintah Palestina yang berseteru di Tepi Barat.
”Saya bukan Hamas. Saya seorang aktivis Palestina yang mencintai negaranya,” ucapnya. Al - Modallal dibesarkan di Gaza tetapi menghabiskan lima tahun di Inggris saat remaja, yakni belajar di Grange Technology College, sebuah sekolah tinggi di Bradford di Inggris. Setelah kembali ke Gaza , dia belajar jurnalistik di Universitas Islam , dan bekerja sebagai reporter televisi untuk sebuah stasiun lokal dan saluran satelit berbahasa Inggris.
Perubahan kebijakan Hamas dimulai enam bulan lalu ketika Kepala Departemen Media Pemerintah Hamas, diambil alih Ihab Ghussein. Ghussein mempekerjakan wartawan muda, untuk mengaktifkan website resmi pemerintah. Dia juga memerintahkan pekerjanya untuk aktif menggunakan media sosial dan menggelar seminar.
Ghussein mengatakan, ia menunjuk al - Modallal sebagai upaya, agar Hamas lebih bisa tampil terbuka di mata negara-negara Barat. Al - Modallal menegaskan bahwa perempuan di Gaza, telah menemukan jalan mereka ke bidang politik, kedokteran, pendidikan dan media .
Isra al - Modallal, menjadi juru bicara wanita pertama dalam sejarah yang dipilih Hamas. Wanita muda itu, ditunjuk pimpinan Hamas sebagai juru bicara karena mahir berbahasa Inggris dengan akses yang khas.
”Kami berharap memiliki bahasa yang berbeda dan unik,” kata al – Modallal, dalam wawancarangan dengan al-Jazeera, di kantornya, di Gaza, yang dilansir Senin (11/11/2013). ”Kami akan membuat masalah lebih manusiawi.”
Al - Modallal, tidak memiliki riawayat terlibat dalam gerakan politik Hamas. Keunikan yang dia tampilkan, juga tampak dari pemandangan kantornya. Di mana, dia tidak seperti para pejabat Hamas umumnya yang memajang foto Perdana Menteri asal Gaza Ismail Haniyeh. Dia justru mengoleksi buku-buku tentang sejarah Amerika.
Bahkan, dia cenderung bersikap inklusif. Dia tidak menganggap dirinya seorang loyalis Hamas, tetapi dia siap bersama-sama untuk bekerja sebagai juru bicara pemerintah Palestina yang berseteru di Tepi Barat.
”Saya bukan Hamas. Saya seorang aktivis Palestina yang mencintai negaranya,” ucapnya. Al - Modallal dibesarkan di Gaza tetapi menghabiskan lima tahun di Inggris saat remaja, yakni belajar di Grange Technology College, sebuah sekolah tinggi di Bradford di Inggris. Setelah kembali ke Gaza , dia belajar jurnalistik di Universitas Islam , dan bekerja sebagai reporter televisi untuk sebuah stasiun lokal dan saluran satelit berbahasa Inggris.
Perubahan kebijakan Hamas dimulai enam bulan lalu ketika Kepala Departemen Media Pemerintah Hamas, diambil alih Ihab Ghussein. Ghussein mempekerjakan wartawan muda, untuk mengaktifkan website resmi pemerintah. Dia juga memerintahkan pekerjanya untuk aktif menggunakan media sosial dan menggelar seminar.
Ghussein mengatakan, ia menunjuk al - Modallal sebagai upaya, agar Hamas lebih bisa tampil terbuka di mata negara-negara Barat. Al - Modallal menegaskan bahwa perempuan di Gaza, telah menemukan jalan mereka ke bidang politik, kedokteran, pendidikan dan media .
(mas)