Mali tunjuk Panglima Militer baru
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Mali menyatakan pada Sabtu (9/11/2013), bahwa mereka telah menunjuk Panglima Militer yang baru. Penunjukan ini dilakukan dua bulan setelah presiden baru negara itu bersumpah untuk memulihkan stabilitas di dalam negeri, setelah terjadinya pemberontakan dan kudeta.
Sosok yang dipercaya sebagai Panglima Militer baru adalah Jenderal Mahamane Toure. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Direktur Akademi Pelatihan Penjaga Perdamaian di ibukota. Toure menggantikan pejabat sebelumnya, Ibrahim Dahirou Dembele.
"Setelah pemilihan presiden republik dan ia diambil sumpah, sekarang tampaknya perlu untuk mengakhiri kerja (komite) bekerja," sebut pernyataan Pemerintah Mali, seperti dikutip dari AFP. Pemerintah sementara Mali dihapus pada Agustus lalu, tepat sebelum Presiden terpilih Ibrahim Boubacar Keita menjabat pada 4 September.
Perombakan militer dilakukan bersamaan dengan bantahan yang dilayangkan pemberontak Tuareg dari grup minoritas Mali, bahwa mereka terlibat bentrokan dengan militer Mali di timur laut negara itu.
Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad (MNLA), kelompok separatis Tuareg, menuduh tentara Mali mengeksekusi tiga warga sipil, dalam insiden yang digambarkan militer sebagai serangan pemberontak.
Sosok yang dipercaya sebagai Panglima Militer baru adalah Jenderal Mahamane Toure. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Direktur Akademi Pelatihan Penjaga Perdamaian di ibukota. Toure menggantikan pejabat sebelumnya, Ibrahim Dahirou Dembele.
"Setelah pemilihan presiden republik dan ia diambil sumpah, sekarang tampaknya perlu untuk mengakhiri kerja (komite) bekerja," sebut pernyataan Pemerintah Mali, seperti dikutip dari AFP. Pemerintah sementara Mali dihapus pada Agustus lalu, tepat sebelum Presiden terpilih Ibrahim Boubacar Keita menjabat pada 4 September.
Perombakan militer dilakukan bersamaan dengan bantahan yang dilayangkan pemberontak Tuareg dari grup minoritas Mali, bahwa mereka terlibat bentrokan dengan militer Mali di timur laut negara itu.
Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad (MNLA), kelompok separatis Tuareg, menuduh tentara Mali mengeksekusi tiga warga sipil, dalam insiden yang digambarkan militer sebagai serangan pemberontak.
(esn)