AS bantah mata-matai 70 juta percakapan telepon di Spanyol
Jum'at, 01 November 2013 - 18:55 WIB

AS bantah mata-matai 70 juta percakapan telepon di Spanyol
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, membantah kebenaran bahwa Badan Keamanan Nasional (NSA) telah memonitor 60 juta panggilan telepon di Spanyol selama satu bulan pada tahun lalu. Laporan tersebut diberitakan, El Mundo, harian Spanyol mengutip dokumen informasi yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden.
"Beberapa hari yang lalu diberitakan sejumlah koran, bahwa sebanyak 70 juta percakapan telepon telah dimata-matai. Tidak, itu tidak tejadi," ungkap Kerry. "Angka itu adalah laporan yang dilebihkan oleh beberapa wartawan di luar sana," ungkap Kerry dalam sebuah video konferensi pers yang mengakui bahwa AS telah melakukan kegiatan spionase terhadap beberapa negara.
Sementara itu, kepala intelejen AS mengatakan, laporan tersebut berdasarkan pada kesalahan tafsir atas infomasi yang dibocorkan oleh Snowden kepada media.
Dalam konferensi tersebut Kerry menuturkan bahwa spionase yang dilakukan AS bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai kebutuhan atas ancaman terorisme.
Kerry menambahkan, Washington sedang berusaha melakukan sesuatu secara acak, untuk menentukan apakah ada suatu ancaman terhadap AS yang memang perlu ditanggapi. "Dan, dalam beberapa kasus, saya mengakui bahwa ini memang terjadi terlalu jauh dan kami memastikan hal serupa tidak akan terulang di masa depan," ungkap Kerry.
"Beberapa hari yang lalu diberitakan sejumlah koran, bahwa sebanyak 70 juta percakapan telepon telah dimata-matai. Tidak, itu tidak tejadi," ungkap Kerry. "Angka itu adalah laporan yang dilebihkan oleh beberapa wartawan di luar sana," ungkap Kerry dalam sebuah video konferensi pers yang mengakui bahwa AS telah melakukan kegiatan spionase terhadap beberapa negara.
Sementara itu, kepala intelejen AS mengatakan, laporan tersebut berdasarkan pada kesalahan tafsir atas infomasi yang dibocorkan oleh Snowden kepada media.
Dalam konferensi tersebut Kerry menuturkan bahwa spionase yang dilakukan AS bertujuan untuk mengumpulkan data sebagai kebutuhan atas ancaman terorisme.
Kerry menambahkan, Washington sedang berusaha melakukan sesuatu secara acak, untuk menentukan apakah ada suatu ancaman terhadap AS yang memang perlu ditanggapi. "Dan, dalam beberapa kasus, saya mengakui bahwa ini memang terjadi terlalu jauh dan kami memastikan hal serupa tidak akan terulang di masa depan," ungkap Kerry.
(esn)