Telah habisi 800 orang, ini pengakuan algojo Arab & Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Jika Anda ingin mengenal sosok algojo resmi Pemerintah Mesir, Haji Abd al-Nabi adalah orangnya. Sedangkan algojo resmi Arab Saudi adalah Abdallah Al-Bishi.
Baik Al-Nabi maupun rekannya dari Saudi, Al-Bishi, mengaku sangat menikmati pekerjaannya, sebagai eksekutor nyawa orang. Bahkan, Al-Nabi sesumbar selama menjalani pekerjaannya sebagai algojo, sudah lebih dari 800 orang dia eksekusi.
”Di semua kejujuran, saya mencintai pekerjaan saya. I just love it! Saya tidak pernah mengatakan 'tidak' ketika mereka membutuhkan saya di tempat kerja,” kata al -Nabi dalam sebuah wawancara dengan saluran Video 7 Mesir, seperti dikutip Daily Mail.
Dalam sebuah wawancara itu, Al-Nabi begitu bersemangat membahas masalah pekerjaannya sebagai algojo. Dia mengklaim, pekerjaan yang membunuh nyawa orang itu karena menjalankan perintah Tuhan. Selain itu, orang-orang yang dieksekusi, katanya, hanya para penjahat.
”Saya mengasihi orang-orang, dan orang-orang mencintai saya," kata Al-Nabi. "Tapi ketika datang untuk melakukan pekerjaan saya, saya sulit.”
Al –Nabi yang memiliki tangan kekar, mengatakan keahliannya sebagai algojo dia pelajari sejak kecil. "Saya adalah setan kecil, " akunya. ”Saat usia 13 dan 14 tahun, hobi saya adalah menangkap kucing, untuk dililit lehernya dengan tali, mencekik dan menenggelamkannya ke dalam air.”
”Saya akan menangkap binatang, bahkan anjing juga saya tenggelamkan ke dalam air. Pencekikan adalah hobi saya,” imbuh Al-Nabi. ”Ketika saya melamar pekerjaan dan melakukannya dengan baik melalui tes, itu membuktikan bahwa saya bisa menguasai tekanan psikologis dan sebagainya.”
Sedangkan algojo Arab Saudi terkemuka, Abdallah al- Bishi, mengaku pernah mengeksekusi 10 orang dalam satu hari. Eksekusi yang biasa dia lakukan adalah pemenggelan leher dengan pedang, sesuai hukum atau syariat di Arab Saudi.
”Setiap algojo yang ingin bekerja di bidang ini, harus tahu bagaimana menerapkan pengetahuan teoritis. Dia harus tahu bagaimana cara berdiri di samping orang yang dia eksekusi, bagaimana dia bisa berkonsentrasi pada pukulan, dan bagaimana posisi tanah. Sisanya itu, adalah hal mudah,” ujar Al-Bishi.
”Setelah misi selesai, saya merasa lega. Saya pulang santai. Saya bermain dengan anak-anak. Kami bersenang-senang. Kami makan siang. Kadang-kadang kita pergi keluar. Lain waktu lagi, kami tinggal di rumah . Semuanya normal. Tidak memiliki efek pada saya.”
Baik Al-Nabi maupun rekannya dari Saudi, Al-Bishi, mengaku sangat menikmati pekerjaannya, sebagai eksekutor nyawa orang. Bahkan, Al-Nabi sesumbar selama menjalani pekerjaannya sebagai algojo, sudah lebih dari 800 orang dia eksekusi.
”Di semua kejujuran, saya mencintai pekerjaan saya. I just love it! Saya tidak pernah mengatakan 'tidak' ketika mereka membutuhkan saya di tempat kerja,” kata al -Nabi dalam sebuah wawancara dengan saluran Video 7 Mesir, seperti dikutip Daily Mail.
Dalam sebuah wawancara itu, Al-Nabi begitu bersemangat membahas masalah pekerjaannya sebagai algojo. Dia mengklaim, pekerjaan yang membunuh nyawa orang itu karena menjalankan perintah Tuhan. Selain itu, orang-orang yang dieksekusi, katanya, hanya para penjahat.
”Saya mengasihi orang-orang, dan orang-orang mencintai saya," kata Al-Nabi. "Tapi ketika datang untuk melakukan pekerjaan saya, saya sulit.”
Al –Nabi yang memiliki tangan kekar, mengatakan keahliannya sebagai algojo dia pelajari sejak kecil. "Saya adalah setan kecil, " akunya. ”Saat usia 13 dan 14 tahun, hobi saya adalah menangkap kucing, untuk dililit lehernya dengan tali, mencekik dan menenggelamkannya ke dalam air.”
”Saya akan menangkap binatang, bahkan anjing juga saya tenggelamkan ke dalam air. Pencekikan adalah hobi saya,” imbuh Al-Nabi. ”Ketika saya melamar pekerjaan dan melakukannya dengan baik melalui tes, itu membuktikan bahwa saya bisa menguasai tekanan psikologis dan sebagainya.”
Sedangkan algojo Arab Saudi terkemuka, Abdallah al- Bishi, mengaku pernah mengeksekusi 10 orang dalam satu hari. Eksekusi yang biasa dia lakukan adalah pemenggelan leher dengan pedang, sesuai hukum atau syariat di Arab Saudi.
”Setiap algojo yang ingin bekerja di bidang ini, harus tahu bagaimana menerapkan pengetahuan teoritis. Dia harus tahu bagaimana cara berdiri di samping orang yang dia eksekusi, bagaimana dia bisa berkonsentrasi pada pukulan, dan bagaimana posisi tanah. Sisanya itu, adalah hal mudah,” ujar Al-Bishi.
”Setelah misi selesai, saya merasa lega. Saya pulang santai. Saya bermain dengan anak-anak. Kami bersenang-senang. Kami makan siang. Kadang-kadang kita pergi keluar. Lain waktu lagi, kami tinggal di rumah . Semuanya normal. Tidak memiliki efek pada saya.”
(mas)