AS-Korsel bahas biaya penempatan pasukan pertahanan
A
A
A
Sindonews.com - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) hari ini memulai pembicaraan untuk membahas pembagian biaya penempatan pasukan Korea-AS (USFK) di Ibu Kota Seoul, Korsel, Rabu (30/10/2013).
Menurut Kementerian Luar Negeri Korsel, pembicaraan putaran ke enam ini dilakukan untuk membahas standar perjanjian khusus pembagian beban biaya pertahanan antara Korsel dengan AS, Special Measure Agreement (SMA) setiap 5 tahun sekali.
Seperti diketahui, sejak 1991 lalu, Korsel membayar biaya penempatan 28.500 tentara AS di Korsel. Berdasarkan SMA yang dibuat akhir 2008 lalu, Korsel harus membayar 869,5 miliar Won (sekira USD 820 juta atau Rp 9 triliun) untuk tahun ini.
Pembicaraan putaran sebelumnya di Kota Pelabuhan Incheon, Korsel menawarkan untuk meningkatkan biaya pertahanan menjadi 1 trilun Won. AS belum memberikan jawaban atas tawaran tersebut, namun perbedaan antara AS dan Korsel semakin ketat setelah AS mengalami masalah fiskal.
Yang pasti, keduanya harus memutuskan biaya penempatan pasukan USFK selambat-lambatnya pada awal Desember mendatang, sebab prosedur yang berlaku memerluka kesepakatan anggota parlemen Korsel.
Tawaran Korsel atas AS sepertinya akan menimbukan perdebatan sengit dari warga Korsel. Menurut, Joongangilbo, harian Korsel, setiap tahunnya ada celah dalam pengelolaan anggaran tersebut.
Menurut Kementerian Luar Negeri Korsel, pembicaraan putaran ke enam ini dilakukan untuk membahas standar perjanjian khusus pembagian beban biaya pertahanan antara Korsel dengan AS, Special Measure Agreement (SMA) setiap 5 tahun sekali.
Seperti diketahui, sejak 1991 lalu, Korsel membayar biaya penempatan 28.500 tentara AS di Korsel. Berdasarkan SMA yang dibuat akhir 2008 lalu, Korsel harus membayar 869,5 miliar Won (sekira USD 820 juta atau Rp 9 triliun) untuk tahun ini.
Pembicaraan putaran sebelumnya di Kota Pelabuhan Incheon, Korsel menawarkan untuk meningkatkan biaya pertahanan menjadi 1 trilun Won. AS belum memberikan jawaban atas tawaran tersebut, namun perbedaan antara AS dan Korsel semakin ketat setelah AS mengalami masalah fiskal.
Yang pasti, keduanya harus memutuskan biaya penempatan pasukan USFK selambat-lambatnya pada awal Desember mendatang, sebab prosedur yang berlaku memerluka kesepakatan anggota parlemen Korsel.
Tawaran Korsel atas AS sepertinya akan menimbukan perdebatan sengit dari warga Korsel. Menurut, Joongangilbo, harian Korsel, setiap tahunnya ada celah dalam pengelolaan anggaran tersebut.
(esn)