Tambang pasir runtuh, 5 penambang Kenya tewas
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya lima penambang pasir Tulwetab Mosonik tewas, sementara seorang lainnya menderita luka-luka, setelah langit langit tambang pasir di di Bomet itu runtuh dan mengubur mereka hidup-hidup, Jumat (25/10/2013). Demikian diungkapkan petugas medis dan sejumlah saksi mata.
Bagian langit-langit tambang yang runtuh membuat banyak batu-batu besar mentutupi bagian dalam tambang. Tim penyelamat dengan bantuan alat berat berusaha menggali dan menyingkirkan batu-batu besar tersebut. Setelah dua jam melakukan operasi penyelamatan, tim penyelamat berhasil menemukan seorang penambang dalam keadaan hidup-hidup. Pria tersebut segara dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Kondisi pria itu stabil namun serius," ungkap seorang dokter di rumah sakit. "Dia menderita beberapa patah tulang di bagian kaki, lengan dan punggung karena bongkahan bebatuan besar menimpa tubuhnya," terang dokter tersebut.
Julius Koech, saksi mata mengatakan, kejadian itu terjadi begitu cepat. "Saat itu saya dan emam penambang baru bersiap untuk memulai rutinitas mereka. Saya sendiri sedang berada beberapa meter di luar lokasi tambang, sementara mereka sudah berasa di dalam. Tiba-tiba saja dinding atas tambang itu runtuh, saya berlari menjauh dari tambang itu, sedangkan enam rekan saya yang lainnya terperangkap di dalam sana," tuturnya.
Wakil Ketua Majelis Nasional Kenya, Joyce Laboso tiba di lokasi kejadian beberapa waktu kemudian. "Kejadian ini sangat tragis dan sangat disayangkan, insiden ini seharusnya dapat dicegah jika para penambang mengikuti standar keselamatan,"ungkapnya.
Insiden tersebut terjadi saat pemerintah wilayah setempat memerintahkan untuk menghentikan kegiatan penggalian sementara. Kecelakaan tambang di lokasi yang sama terjadi empat tahun yang lalu.
Bagian langit-langit tambang yang runtuh membuat banyak batu-batu besar mentutupi bagian dalam tambang. Tim penyelamat dengan bantuan alat berat berusaha menggali dan menyingkirkan batu-batu besar tersebut. Setelah dua jam melakukan operasi penyelamatan, tim penyelamat berhasil menemukan seorang penambang dalam keadaan hidup-hidup. Pria tersebut segara dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Kondisi pria itu stabil namun serius," ungkap seorang dokter di rumah sakit. "Dia menderita beberapa patah tulang di bagian kaki, lengan dan punggung karena bongkahan bebatuan besar menimpa tubuhnya," terang dokter tersebut.
Julius Koech, saksi mata mengatakan, kejadian itu terjadi begitu cepat. "Saat itu saya dan emam penambang baru bersiap untuk memulai rutinitas mereka. Saya sendiri sedang berada beberapa meter di luar lokasi tambang, sementara mereka sudah berasa di dalam. Tiba-tiba saja dinding atas tambang itu runtuh, saya berlari menjauh dari tambang itu, sedangkan enam rekan saya yang lainnya terperangkap di dalam sana," tuturnya.
Wakil Ketua Majelis Nasional Kenya, Joyce Laboso tiba di lokasi kejadian beberapa waktu kemudian. "Kejadian ini sangat tragis dan sangat disayangkan, insiden ini seharusnya dapat dicegah jika para penambang mengikuti standar keselamatan,"ungkapnya.
Insiden tersebut terjadi saat pemerintah wilayah setempat memerintahkan untuk menghentikan kegiatan penggalian sementara. Kecelakaan tambang di lokasi yang sama terjadi empat tahun yang lalu.
(esn)