Ledakan bom guncang hotel mewah di Myanmar
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah bom rakitan meledak di Hotel Traders, salah satu hotel bergengsi di Ibu Kota Yangon, Myanmar, Senin (14/10/2013) malam. Ledakan itu merupakan bagian dari serentetan aksi kekerasan terbaru di Myanmar.
Polisi Myanmar, Myint Htwe mengatakan, sebuah bom meledak di salah satu kamar hotel yang terletak di lantai 9. Tidak ada korban tewas dalam ledakan tersebut, namun seorang wanita Amerika Serikat (AS) dia mengalami luka-luka. Ledakan tersebut tidak menghancurkan gedung bertingkat 22 tersebut. Namun, sebagian besar kaca di dinding di lantai sembilan pecah.
Polisi dan staf hotel mengatakan, seorang wanita berusia 43 tahun yang mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke Rumah Sakit di Yangon, sementara suami dan dua anak pasangan tersebut selamat. Nampaknya bom tersebut dipasang di sebuah kamar mandi, sebab di sanalah titik terparah akibat ledakan.
Pihak kedutaan AS di Myanmar, Sarah Hutchison telah mengkonfirmasi ledakan tersebut. "Sejumlah pejabat konsuler kami telah mengunjungi korban dan membantu menyediakan bantuan konsuler yang paling tepat,". Sayangnya Hutchison enggan memberikan invormasi akibat ledakan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan belum ada kelompok atau individu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Pihak keamanan Filipina tengah melakukan penyelidikan, lusinan polisi dan tentara yang membawa senjata berat dan anjing pelacak mendatangi lokasi ledakan, pasca ledakan.
"Aparat kepolisian berhasil menahan tiga tersangka terkait dengan ledakan tersebut,"ungkap Htwe."Ledakan di hotel Traders diikuti di dua ledakan lain di wilayah Mandalay, sejauh ini tidak ada korban tewas ataupun luka-luka dalam ledakan tersebut," imbuh Htwe.
Sejak akhir pekan kemarin serangkaian ledakan bom menguncang sejumlah wilayah di Myanmar. Sejak mengalami reformasi, saat junta militer menyerahkan kekuasaan pada sipil, serangan bom berkekuatan kecil yang sering dilancarkan mahasiwa anti pemerintah jumlahnya menurun dengan tajam.
Polisi Myanmar, Myint Htwe mengatakan, sebuah bom meledak di salah satu kamar hotel yang terletak di lantai 9. Tidak ada korban tewas dalam ledakan tersebut, namun seorang wanita Amerika Serikat (AS) dia mengalami luka-luka. Ledakan tersebut tidak menghancurkan gedung bertingkat 22 tersebut. Namun, sebagian besar kaca di dinding di lantai sembilan pecah.
Polisi dan staf hotel mengatakan, seorang wanita berusia 43 tahun yang mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke Rumah Sakit di Yangon, sementara suami dan dua anak pasangan tersebut selamat. Nampaknya bom tersebut dipasang di sebuah kamar mandi, sebab di sanalah titik terparah akibat ledakan.
Pihak kedutaan AS di Myanmar, Sarah Hutchison telah mengkonfirmasi ledakan tersebut. "Sejumlah pejabat konsuler kami telah mengunjungi korban dan membantu menyediakan bantuan konsuler yang paling tepat,". Sayangnya Hutchison enggan memberikan invormasi akibat ledakan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan belum ada kelompok atau individu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Pihak keamanan Filipina tengah melakukan penyelidikan, lusinan polisi dan tentara yang membawa senjata berat dan anjing pelacak mendatangi lokasi ledakan, pasca ledakan.
"Aparat kepolisian berhasil menahan tiga tersangka terkait dengan ledakan tersebut,"ungkap Htwe."Ledakan di hotel Traders diikuti di dua ledakan lain di wilayah Mandalay, sejauh ini tidak ada korban tewas ataupun luka-luka dalam ledakan tersebut," imbuh Htwe.
Sejak akhir pekan kemarin serangkaian ledakan bom menguncang sejumlah wilayah di Myanmar. Sejak mengalami reformasi, saat junta militer menyerahkan kekuasaan pada sipil, serangan bom berkekuatan kecil yang sering dilancarkan mahasiwa anti pemerintah jumlahnya menurun dengan tajam.
(esn)