Pasukan keamanan China dituduh menembaki pengunjuk rasa Tibet
A
A
A
Sindonews.com – Pasukan keamanan China dituduh telah melepaskan tembakan ke arah kerumunan demonstran di Tibet. Insiden ini melukai sedikitnya 60 pengunjuk rasa. Demikian dinyatakan oleh kelompok HAM, Free Tibet yang berbasis di London, Selasa (8/10/2013).
Menurut laporan Free Tibet, insiden ini terjadi dalam kerusuhan di wilayah pegunungan terpencil di Tibet Driru county, pada akhir pekan lalu. Aksi ini digelar untuk menyerukan pembebasan seorang warga Tibet yang ditangkap satu pekan sebelumnya.
“Ketika orang-orang Tibet berkumpul di depan kantor pemerintah untuk meminta pembebasan orang itu, pasukan keamanan mulai memukuli orang-orang Tibet. Tindakan ini menyebabkan banyak orang terluka parah. Aparat juga menembakkan gas air mata dan menembak tanpa pandang bulu ke arah kerumunan,” lanjut laporan Free Tibet.
Seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, yang bertindak sebagai saluran untuk pertanyaan dari media asing tentang Tibet, menolak berkomentar lebih lanjut. Free Tibet mengatakan, dua dari sekitar 60 yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di ibu kota Tibet, Lhasa, di mana mereka berada dalam kondisi kritis.
Aktivis hak asasi manusia mengatakan, Pemerintah China telah menginjak-injak kebebasan beragama dan budaya di Tibet. Namun, China menolak kritik tersebut dan mengatakan pemerintahannya mengakhiri perbudakan di Tibet dan membawa pengembangan untuk wilayah miskin.
Menurut laporan Free Tibet, insiden ini terjadi dalam kerusuhan di wilayah pegunungan terpencil di Tibet Driru county, pada akhir pekan lalu. Aksi ini digelar untuk menyerukan pembebasan seorang warga Tibet yang ditangkap satu pekan sebelumnya.
“Ketika orang-orang Tibet berkumpul di depan kantor pemerintah untuk meminta pembebasan orang itu, pasukan keamanan mulai memukuli orang-orang Tibet. Tindakan ini menyebabkan banyak orang terluka parah. Aparat juga menembakkan gas air mata dan menembak tanpa pandang bulu ke arah kerumunan,” lanjut laporan Free Tibet.
Seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, yang bertindak sebagai saluran untuk pertanyaan dari media asing tentang Tibet, menolak berkomentar lebih lanjut. Free Tibet mengatakan, dua dari sekitar 60 yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di ibu kota Tibet, Lhasa, di mana mereka berada dalam kondisi kritis.
Aktivis hak asasi manusia mengatakan, Pemerintah China telah menginjak-injak kebebasan beragama dan budaya di Tibet. Namun, China menolak kritik tersebut dan mengatakan pemerintahannya mengakhiri perbudakan di Tibet dan membawa pengembangan untuk wilayah miskin.
(esn)