SBY: Pembangunan harus lebih ramah lingkungan
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan empat aksi bersama yang perlu diambil oleh setiap negara untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Demikian diungkapkan SBY saat membuka "Tri Hita Karana", Konferensi Internasional tentang Pembangunan Berkelanjutan yang dihadiri sejumlah kepala negara anggota APEC di Bali, Minggu (6/10/2013).
Seperti diketahui, hari ini kemajuan industri mendorong peningkatan kemakmuran bagi ratusan juta manusia di seluruh dunia, terutama kaum miskin di dunia. Sayangnya, kemajuan tersebut punya efek yang buruk, konsumsi bahan bakar fosil untuk mendorong kemajuan berbagai industri yang terus meningkat telah mengubah iklim global.
"Dewasa ini, sejumlah negara di dunia tidak seharusnya mengejar proses pembangunan yang akan membahayakan alam dan lingkungan. Kedepannya, sejumlah negara harus mampu mengontrol pengunaan bahwan bahan berbasis karbon untuk mengotrol gas berbahaya di atmofser. Kita tidak boleh sembuyi di bawah karpet dan acuh terhadap hak anak-anak dan cucu-cucu kita di masa depan," terang SBY.
SBY mengungkapkan, Tri Hita Karana, sebuah konsep yang berakar pada filosofi Bali, ketika manusia mewujudkan dengan baik, harmonisasi hubungan manusia dan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama manusia maka akan berbuah kemakmuran dan kebahagiaan.
Tapi, rusaknya tiga wujud interaksi tersebut akan berbuah pada masalah global yang mendalam, seperti kerusakan lingkungan, kemiskinan, kebencian, dan pemanasan global.
SBY mengungkapkan langkah awal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan adalah siap beradaptasi dan merespon dengan tegas sejumlah tantangan besar yang kita hadapi.
Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan globalisme baru yang menciptakan kerjasama internasional solid antara pemerintah, pebisnis dan masyarakat. Kemudian yang kedua, setiap negara harus jujur dan perlu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
"Ketiga, kita harus mempercepat integrasi kebutuhan lingkungan ke dalam strategi pembangunan yang kita miliki, Di mana kita harus menyesuaikan struktur ekonomi, konsumsi dan pola produksi," ungkap SBY.
"Terakhir, pemerintah dan semua aparatnya harus bekerja salam dalam kemitraan untuk mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan seimbang, melakukan pembangunan tanpa mengganggu pertumbuhan masa depan. Kita harus memanfaatkan potensi pergeseran ekonomi dan kekuasaan yang menjadi pembahasan banyak orang. Kita seharusnya meningkatkan kerjasama internasional dan mengurangi persaingan geo politik," ungkap SBY.
Demikian diungkapkan SBY saat membuka "Tri Hita Karana", Konferensi Internasional tentang Pembangunan Berkelanjutan yang dihadiri sejumlah kepala negara anggota APEC di Bali, Minggu (6/10/2013).
Seperti diketahui, hari ini kemajuan industri mendorong peningkatan kemakmuran bagi ratusan juta manusia di seluruh dunia, terutama kaum miskin di dunia. Sayangnya, kemajuan tersebut punya efek yang buruk, konsumsi bahan bakar fosil untuk mendorong kemajuan berbagai industri yang terus meningkat telah mengubah iklim global.
"Dewasa ini, sejumlah negara di dunia tidak seharusnya mengejar proses pembangunan yang akan membahayakan alam dan lingkungan. Kedepannya, sejumlah negara harus mampu mengontrol pengunaan bahwan bahan berbasis karbon untuk mengotrol gas berbahaya di atmofser. Kita tidak boleh sembuyi di bawah karpet dan acuh terhadap hak anak-anak dan cucu-cucu kita di masa depan," terang SBY.
SBY mengungkapkan, Tri Hita Karana, sebuah konsep yang berakar pada filosofi Bali, ketika manusia mewujudkan dengan baik, harmonisasi hubungan manusia dan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama manusia maka akan berbuah kemakmuran dan kebahagiaan.
Tapi, rusaknya tiga wujud interaksi tersebut akan berbuah pada masalah global yang mendalam, seperti kerusakan lingkungan, kemiskinan, kebencian, dan pemanasan global.
SBY mengungkapkan langkah awal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan adalah siap beradaptasi dan merespon dengan tegas sejumlah tantangan besar yang kita hadapi.
Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan globalisme baru yang menciptakan kerjasama internasional solid antara pemerintah, pebisnis dan masyarakat. Kemudian yang kedua, setiap negara harus jujur dan perlu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
"Ketiga, kita harus mempercepat integrasi kebutuhan lingkungan ke dalam strategi pembangunan yang kita miliki, Di mana kita harus menyesuaikan struktur ekonomi, konsumsi dan pola produksi," ungkap SBY.
"Terakhir, pemerintah dan semua aparatnya harus bekerja salam dalam kemitraan untuk mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan seimbang, melakukan pembangunan tanpa mengganggu pertumbuhan masa depan. Kita harus memanfaatkan potensi pergeseran ekonomi dan kekuasaan yang menjadi pembahasan banyak orang. Kita seharusnya meningkatkan kerjasama internasional dan mengurangi persaingan geo politik," ungkap SBY.
(esn)