Tumpas MNLF satu kota di Filiphina lumpuh
A
A
A
Sindonews.com - Bentrok sporadis antara tentara Filipina dan pemberontak Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di Kota Zamboanga yang berlangsung sejak awal pekan masih berlanjut. Tentara Filiphina dilaporkan semakin dekat dengan basis pemberontak, sementara ribuan warga telah melarikan diri, Minggu (15/9/2013).
"Militer terus melakukan penekanan dan penyesuaian dalam serangan," ungkap Juru Bicara Militer Filipina, Ramon Zagala kepada AFP. "Pertempuran terus berlanjut meskipun kita sedang melakukan perundingan. Mereka terus menyerang dan melakukan perlawanan terhadap kami," lanjut Zagala.
Zagala menuturkan, pertempuran antara tentara Filipina dan pemberontak MNLF terkonsentrasi di dua Kabupaten di kota pesisir Zamboanga. Operasi yang dilancarkan oleh 3000 tentara sejak awal pekan ini, sepanjang siang dan malam, telah menewaskan 51 orang pemberontak MNLF, enam tentaran, seorang polisi dan empat warga sipil.
Hari ini operasi berlanjut, pelabuhan dan lapangan terbang ditutup, sementara puluhan ribu warga Kota Zamboanga terpaksa mengungsi. Akibatnya, kota yang dihuni 1 juta warga ini lumpuh.
Sekretaris Kesejahteraan Sosial Filipina, Corazon Soliman mengatakan, sampai Minggu pagi, sebanyak 69.000 warga telah melarikan diri ke tempat penampungan sementara.
"Jumlah tersebut membengkak dibanding sehari sebelumnya. Sebab, tentara telah melakukan evakuasi besar-besaran ribuan warga yang tinggal di wilayah yang akan dijadikan jalan keluar bagi para pemberontak," tutur Solimah. "Kami berharap puluhan ribu pengungsi dapat kembali ke rumah mereka sepekan lagi," lanjut Solimah.
Bentrok pecah setelah MNLF menuduh pemerintah melanggar perjanjian damai pada 1996 silam dengan melakukan negosiasi terpisah dengan faksi saingan MNLF, yakni Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Seperti diketahui saat ini pemerintah Filipina dan MILF dalam tahap akhir perundingan, kabarnya MILF akan mendapatkan wilayah otonomi muslim akan diperluas di selatan pada 2016 mendatang
"Militer terus melakukan penekanan dan penyesuaian dalam serangan," ungkap Juru Bicara Militer Filipina, Ramon Zagala kepada AFP. "Pertempuran terus berlanjut meskipun kita sedang melakukan perundingan. Mereka terus menyerang dan melakukan perlawanan terhadap kami," lanjut Zagala.
Zagala menuturkan, pertempuran antara tentara Filipina dan pemberontak MNLF terkonsentrasi di dua Kabupaten di kota pesisir Zamboanga. Operasi yang dilancarkan oleh 3000 tentara sejak awal pekan ini, sepanjang siang dan malam, telah menewaskan 51 orang pemberontak MNLF, enam tentaran, seorang polisi dan empat warga sipil.
Hari ini operasi berlanjut, pelabuhan dan lapangan terbang ditutup, sementara puluhan ribu warga Kota Zamboanga terpaksa mengungsi. Akibatnya, kota yang dihuni 1 juta warga ini lumpuh.
Sekretaris Kesejahteraan Sosial Filipina, Corazon Soliman mengatakan, sampai Minggu pagi, sebanyak 69.000 warga telah melarikan diri ke tempat penampungan sementara.
"Jumlah tersebut membengkak dibanding sehari sebelumnya. Sebab, tentara telah melakukan evakuasi besar-besaran ribuan warga yang tinggal di wilayah yang akan dijadikan jalan keluar bagi para pemberontak," tutur Solimah. "Kami berharap puluhan ribu pengungsi dapat kembali ke rumah mereka sepekan lagi," lanjut Solimah.
Bentrok pecah setelah MNLF menuduh pemerintah melanggar perjanjian damai pada 1996 silam dengan melakukan negosiasi terpisah dengan faksi saingan MNLF, yakni Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Seperti diketahui saat ini pemerintah Filipina dan MILF dalam tahap akhir perundingan, kabarnya MILF akan mendapatkan wilayah otonomi muslim akan diperluas di selatan pada 2016 mendatang
(esn)