Reaktor nuklir Korut tunjukkan gejala mulai beroperasi
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah lembaga di Amerika Serikat yang memantau situasi nuklir Korea Utara (Korut), mengungkapkan, bahwa, uap telah mengepul dari fasilitas nuklir Yongbyon, Korut. Gejala itu, dinilai sebagai tanda mulai beroperasinya reaktor nuklir Korut.
Menurut Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins, uap yang mengepul itu juga berwarna dan dalam jumlah yang tidak sedikit. Pyongyang sendiri telah berjanji untuk memulai mengaktifkan kembali fasilitas nuklir di Yongbyon.
Menurut lembaga itu, reaktor tersebut dapat menghasilkan plutonium yang bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir oleh Korut. Laporan itu diterbitkan di website universitas setempat. Menurut laporan itu, reaktor menggunakan turbin uap untuk menghasilkan listrik.
Gumpalan uap reaktor nuklir Yongbyon terlihat pada citra satelit sejak 31 Agustus 2013. ”Reaktor yang terlihat seperti itu dalam hitungan hari akan beroperasi penuh, dan setelah itu terjadi, akan mulai memproduksi plutonium,” kata penulis laporan, Jeffrey Lewis kepada BBC, Kamis (12/9/2013).
”Mereka benar-benar menempatkan diri dalam posisi untuk meningkatkan jumlah bahan untuk (membuat) senjata nuklir,” ujarnya. Korea Utara telah menutup reaktor Yongbyon pada Juli 2007 sebagai bagian dari kesepakatan perlucutan senjata guna mendapatkan bantuan internasional.
Menurut Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins, uap yang mengepul itu juga berwarna dan dalam jumlah yang tidak sedikit. Pyongyang sendiri telah berjanji untuk memulai mengaktifkan kembali fasilitas nuklir di Yongbyon.
Menurut lembaga itu, reaktor tersebut dapat menghasilkan plutonium yang bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir oleh Korut. Laporan itu diterbitkan di website universitas setempat. Menurut laporan itu, reaktor menggunakan turbin uap untuk menghasilkan listrik.
Gumpalan uap reaktor nuklir Yongbyon terlihat pada citra satelit sejak 31 Agustus 2013. ”Reaktor yang terlihat seperti itu dalam hitungan hari akan beroperasi penuh, dan setelah itu terjadi, akan mulai memproduksi plutonium,” kata penulis laporan, Jeffrey Lewis kepada BBC, Kamis (12/9/2013).
”Mereka benar-benar menempatkan diri dalam posisi untuk meningkatkan jumlah bahan untuk (membuat) senjata nuklir,” ujarnya. Korea Utara telah menutup reaktor Yongbyon pada Juli 2007 sebagai bagian dari kesepakatan perlucutan senjata guna mendapatkan bantuan internasional.
(esn)