Tentara Suriah mungkin gunakan senjata kimia tanpa izin Assad
A
A
A
Sindonews.com - Tentara Suriah mungkin telah melancarkan serangan senjata kimia tanpa meminta izin kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Demikian dikabarkan Bild am Sonntag, harian Jerman, mengutip sumber pejabat tinggi di Badan Intelijen Jerman (BND), Minggu (8/9/2013).
Bild am Sonntag memberitakan, sebuah radio kapal pengintai Jerman yang dioperasikan oleh dinas intelijen di lepas pantai Suriah telah menangkap panggilan telepon Brigade Suriah dan komandan divisi. Percakaan itu menunjukan, bahwa para komandan militer telah meminta Istana Kepresidenan untuk menyetujui penggunaan senjata kimia dalam empat setengah bulan belakang. Namun, pihak istana selalu menolak untuk memberikan izin.
Laporan tersebut dapat diartikan bahwa Assad secara pribadi tidak menyetujui serangan di dekat Ibu Kota Damaskus pada 21 Agustus yang menurut laporan intelijen telah menewaskan lebih dari 1.400 jiwa.
Kemarin, dalam sebuah wawancara dengan CBS, stasiun televisi AS, Assad kembali membantah bahwa dirinya berada di balik serangan kimia. "Dia membantah, bahwa dia ada hubungannya dengan serangan itu," ungkap Assad saat di wawancarai Charlie Rose, koresponden senior stasiun televisi CBS di Damaskus.
"Assad membantah, bahwa ia tahu ada serangan kimia, meskipun apa yang telah dikatakan dan meskipun ada rekaman video. Dia mengatakan tidak ada cukup bukti untuk membuat penilaian konklusif,” lanjut Rose.
Menurut Rose, Assad sangat yakin ia tak terlibat dalam serangn senjata kimia seperti yang dituduhkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
“Tidak ada bukti bahwa saya menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri," kata Rose, mengutip ucapan Assad. Dalam wawancara tersebut Assad juga meminta anggota parlemen AS untuk menolak rencana militer AS yang akan menyerang Suriah.
Bild am Sonntag memberitakan, sebuah radio kapal pengintai Jerman yang dioperasikan oleh dinas intelijen di lepas pantai Suriah telah menangkap panggilan telepon Brigade Suriah dan komandan divisi. Percakaan itu menunjukan, bahwa para komandan militer telah meminta Istana Kepresidenan untuk menyetujui penggunaan senjata kimia dalam empat setengah bulan belakang. Namun, pihak istana selalu menolak untuk memberikan izin.
Laporan tersebut dapat diartikan bahwa Assad secara pribadi tidak menyetujui serangan di dekat Ibu Kota Damaskus pada 21 Agustus yang menurut laporan intelijen telah menewaskan lebih dari 1.400 jiwa.
Kemarin, dalam sebuah wawancara dengan CBS, stasiun televisi AS, Assad kembali membantah bahwa dirinya berada di balik serangan kimia. "Dia membantah, bahwa dia ada hubungannya dengan serangan itu," ungkap Assad saat di wawancarai Charlie Rose, koresponden senior stasiun televisi CBS di Damaskus.
"Assad membantah, bahwa ia tahu ada serangan kimia, meskipun apa yang telah dikatakan dan meskipun ada rekaman video. Dia mengatakan tidak ada cukup bukti untuk membuat penilaian konklusif,” lanjut Rose.
Menurut Rose, Assad sangat yakin ia tak terlibat dalam serangn senjata kimia seperti yang dituduhkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
“Tidak ada bukti bahwa saya menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri," kata Rose, mengutip ucapan Assad. Dalam wawancara tersebut Assad juga meminta anggota parlemen AS untuk menolak rencana militer AS yang akan menyerang Suriah.
(esn)