Kepala Parlemen Suriah coba tekan Kongres AS
A
A
A
Sindonews.com – Kepala Parlemen Suriah, Jihad al-Lahham, telah mendesak Kongres Amerika Serikat (AS) untuk memberikan suara terhadap rencana aksi militer AS yang menargetkan rezim Suriah. Demikian dilaporkan kantor berita SANA, Jumat (6/9/2013).
"Kami mendesak Anda untuk tidak mengambil tindakan ceroboh. Anda memiliki kekuatan untuk mengarahkan Amerika Serikat dari jalan perang dengan diplomasi," tegas al-Lahham.
Pesan ini dimaksudkan untuk dikirim ke setiap anggota Kongres AS, sebelum mereka memberikan suara atas permintaan dari Presiden AS Barack Obama untuk otorisasi menggunakan kekuatan militer terhadap reaim Suriah.
Obama telah mengusulkan serangan terbatas dalam menanggapi serangan senjata kimia yang diduga terjadi pada 21 Agustus. AS meyakini, serangan senjata kimia itu dilakukan oleh rezim Suriah, tuduhan yang dibantah keras oleh Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
"Setiap intervensi militer akan menjadi ilegal, karena Suriah adalah negara berdaulat dan tidak mewakili ancaman bagi Amerika Serikat. Dan, serangan apapun tidak akan diizinkan oleh Dewan Keamanan PBB," lanjut al-Lahham.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Muqdad, telah mendesak Kongres AS untuk "menunjukkan kebijaksanaan" tentang isu otorisasi serangan militer terhadap Suriah. Presiden Assad juga telah memperingatkan konsekuensi dari setiap tindakan tersebut.
"Kita tidak bisa hanya bicara tentang respon Suriah, tapi apa yang bisa terjadi setelah serangan pertama," kata Assad dalam wawancara dengan surat kabar Le Figaro. "Semua orang akan kehilangan kendali atas situasi setelah tong bubuk mesiu meledak. Kerusuhan dan ekstremisme akan menyebar. Ada risiko perang regional," lanjut Assad.
"Kami mendesak Anda untuk tidak mengambil tindakan ceroboh. Anda memiliki kekuatan untuk mengarahkan Amerika Serikat dari jalan perang dengan diplomasi," tegas al-Lahham.
Pesan ini dimaksudkan untuk dikirim ke setiap anggota Kongres AS, sebelum mereka memberikan suara atas permintaan dari Presiden AS Barack Obama untuk otorisasi menggunakan kekuatan militer terhadap reaim Suriah.
Obama telah mengusulkan serangan terbatas dalam menanggapi serangan senjata kimia yang diduga terjadi pada 21 Agustus. AS meyakini, serangan senjata kimia itu dilakukan oleh rezim Suriah, tuduhan yang dibantah keras oleh Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
"Setiap intervensi militer akan menjadi ilegal, karena Suriah adalah negara berdaulat dan tidak mewakili ancaman bagi Amerika Serikat. Dan, serangan apapun tidak akan diizinkan oleh Dewan Keamanan PBB," lanjut al-Lahham.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Muqdad, telah mendesak Kongres AS untuk "menunjukkan kebijaksanaan" tentang isu otorisasi serangan militer terhadap Suriah. Presiden Assad juga telah memperingatkan konsekuensi dari setiap tindakan tersebut.
"Kita tidak bisa hanya bicara tentang respon Suriah, tapi apa yang bisa terjadi setelah serangan pertama," kata Assad dalam wawancara dengan surat kabar Le Figaro. "Semua orang akan kehilangan kendali atas situasi setelah tong bubuk mesiu meledak. Kerusuhan dan ekstremisme akan menyebar. Ada risiko perang regional," lanjut Assad.
(esn)