Demo rusuh di Meksiko, siswa & polisi bentrok
A
A
A
Sindonews.com - Polisi anti-huru hara di Meksiko bentrok dengan siswa yang berdemonstrasi menenetang pemerintah dalam mereformasi pendidikan. Beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu dan bom molotov untuk mengacaukan rapat legislatif, dan dibalas polisi dengan gas air mata.
Ribuan polisi anti-huru hara dan militer, menghalau para demonstran yang berupaya untuk menjangkau gedung Kongres. Demonstrasi yang berujung pada kekerasan itu terjadi, setelah demonstrasi selama dua minggu yang dilancarkan para guru.
Dengan wajah tertutup para demonstran berteriak. ”Keluarlah dengan (Presiden) Pena Nieto,”, seperti dikutip BBC, Senin (2/9/2013). Beberapa dari mereka ditahan, karena diduga menyerang polisi .
Sementara itu, puluhan ribu guru menggelar demonstrasi damai secara terpisah. Mereka juga menentang upaya reformasi pendidikan. Mereka khawatir, reformasi itu akan berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, menunjukkan dokumen reformasi pendidikan pada Februari 2013 lalu. Reformasi itu akan mengatur perekrutan, promosi dan mempertahankan guru yang layak.
DPR setempat, masih diharuskan memilih satu rancangan undang-undang kontroversial, yang berisi bahwa para guru harus menjalani tes kinerja wajib. Para guru takut, standar baru itu akan berakibat PHK besar-besaran yang akan mereka alami.
Namun, Presiden Nieto bersumpah, keputusan itu tidak bisa diubah lagi. Keputusan presiden itu membuat para guru di berbagai wilayah di Meksiko mogok mengajar.
Ribuan polisi anti-huru hara dan militer, menghalau para demonstran yang berupaya untuk menjangkau gedung Kongres. Demonstrasi yang berujung pada kekerasan itu terjadi, setelah demonstrasi selama dua minggu yang dilancarkan para guru.
Dengan wajah tertutup para demonstran berteriak. ”Keluarlah dengan (Presiden) Pena Nieto,”, seperti dikutip BBC, Senin (2/9/2013). Beberapa dari mereka ditahan, karena diduga menyerang polisi .
Sementara itu, puluhan ribu guru menggelar demonstrasi damai secara terpisah. Mereka juga menentang upaya reformasi pendidikan. Mereka khawatir, reformasi itu akan berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto, menunjukkan dokumen reformasi pendidikan pada Februari 2013 lalu. Reformasi itu akan mengatur perekrutan, promosi dan mempertahankan guru yang layak.
DPR setempat, masih diharuskan memilih satu rancangan undang-undang kontroversial, yang berisi bahwa para guru harus menjalani tes kinerja wajib. Para guru takut, standar baru itu akan berakibat PHK besar-besaran yang akan mereka alami.
Namun, Presiden Nieto bersumpah, keputusan itu tidak bisa diubah lagi. Keputusan presiden itu membuat para guru di berbagai wilayah di Meksiko mogok mengajar.
(esn)