Militer AS tinggal tunggu perintah Obama untuk serang Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Chuck Hagel, mengatakan pada Selasa (27/8/2013), pasukannya siap untuk melancarkan serangan terhadap rezim Suriah, yang dituding telah menggunakan senjata kimia dalam perang saudara di negara itu.
Berbicara di Brunei, Hagel mengatakan, militer AS siap untuk bertindak setelah Pesiden Barack Obama memberikan perintah. "Kami siap. Kami telah pindahkan aset ke tempat strategis untuk dapat memenuhi dan mematuhi opsi apapun yang diambil presiden," kata Hagel, seperti dikutip dari AFP.
Sementara itu, Washington Post yang mengutip pejabat senior pemerintahan AS, mengatakan, tindakan tersebut mungkin akan berlangsung tidak lebih dari dua hari dan melibatkan rudal atau pesawat pembom jarak jauh, dengan sasaran gudang senjata kimia rezim Suriah.
Ancaman AS ini tidak membuat rezim Suriah gentar. Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, mengatakan, Damaskus akan mempertahankan diri terhadap setiap serangan. "Kami memiliki dua pilihan: menyerah atau mempertahankan diri dengan sarana yang kita miliki," katanya. "Pilihan kedua adalah yang terbaik, kami akan membela diri," tegasnya.
Menurut Muallem, Suriah memiliki kemampuan yang akan "mengejutkan" dunia. Ia juga memperingatkan, bahwa setiap aksi militer terhadap Suriah itu akan melayani kepentingan Israel dan al-Qaeda.
Sikap AS ini didukung oleh sekutu mereka. Sejumlah negara anggota NATO telah menyatakan perlunya tindakan serius terhadap rezim Suriah. Sedangkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji pembalasan serius jika negaranya diserang.
"Negara Israel siap untuk setiap skenario," katanya setelah berkonsultasi tentang krisis tersebut. "Kami bukan bagian dari perang sipil di Suriah, tetapi jika kami mendeteksi setiap upaya untuk menyakiti Israel, kita akan bereaksi, dan bereaksi keras."
Berbicara di Brunei, Hagel mengatakan, militer AS siap untuk bertindak setelah Pesiden Barack Obama memberikan perintah. "Kami siap. Kami telah pindahkan aset ke tempat strategis untuk dapat memenuhi dan mematuhi opsi apapun yang diambil presiden," kata Hagel, seperti dikutip dari AFP.
Sementara itu, Washington Post yang mengutip pejabat senior pemerintahan AS, mengatakan, tindakan tersebut mungkin akan berlangsung tidak lebih dari dua hari dan melibatkan rudal atau pesawat pembom jarak jauh, dengan sasaran gudang senjata kimia rezim Suriah.
Ancaman AS ini tidak membuat rezim Suriah gentar. Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, mengatakan, Damaskus akan mempertahankan diri terhadap setiap serangan. "Kami memiliki dua pilihan: menyerah atau mempertahankan diri dengan sarana yang kita miliki," katanya. "Pilihan kedua adalah yang terbaik, kami akan membela diri," tegasnya.
Menurut Muallem, Suriah memiliki kemampuan yang akan "mengejutkan" dunia. Ia juga memperingatkan, bahwa setiap aksi militer terhadap Suriah itu akan melayani kepentingan Israel dan al-Qaeda.
Sikap AS ini didukung oleh sekutu mereka. Sejumlah negara anggota NATO telah menyatakan perlunya tindakan serius terhadap rezim Suriah. Sedangkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji pembalasan serius jika negaranya diserang.
"Negara Israel siap untuk setiap skenario," katanya setelah berkonsultasi tentang krisis tersebut. "Kami bukan bagian dari perang sipil di Suriah, tetapi jika kami mendeteksi setiap upaya untuk menyakiti Israel, kita akan bereaksi, dan bereaksi keras."
(esn)