Turki: Suriah sudah lewati batas garis merah
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu mengatakan, Suriah telah melewati garis merah. Dia kemudian menyerukan dunia internasional beraksi atas laporan pembantaian yang diduga menggunakan senjata kimia, Kamis (22/8/2013).
"Dalam situasi di mana garis merah telah terlewati, kami menyerukan kepada masyarakat internasional segera melakukan campur tangan," ungkap Davutoglu usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle di Berlin.
Davutoglu mengungkapkan, bahwa sejauh ini, Dewan Keamanan PBB bertindak ragu-ragu dalam menghadapi pertumpahan darah yang terjadi di Suriah. "Jika kita tidak mampu menciptakan sanksi, maka kita akan kehilangan kekuatan untuk menciptakan efek jera," ungkap Davutoglu.
"Jika kita tidak pernah bertindak tegas, maka pembantaian yang lebih buruk akan terus terjadi," imbuhnya.
Sementara itu rekannya, Westerwelle mengatakan, pengunaan senjata kimia di Damaskus yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang belum dapat diverifikasi kebenarannya. "Jika benar itu adalah sebuah serangan senjata kimia, maka itu adalah sesuatu yang sangat mengerikan,"ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Westerwelle mengungkapkan rasa penyesalan terhadap sikap pemerintah Rusia dan China atas situasi yang terjadi di Suriah. Seperti diketahui, keduanya selalu menentang resolusi bersama yang telah disepakati oleh seluruh anggota Dewan Keamanan PBB lainnya.
"Dalam situasi di mana garis merah telah terlewati, kami menyerukan kepada masyarakat internasional segera melakukan campur tangan," ungkap Davutoglu usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle di Berlin.
Davutoglu mengungkapkan, bahwa sejauh ini, Dewan Keamanan PBB bertindak ragu-ragu dalam menghadapi pertumpahan darah yang terjadi di Suriah. "Jika kita tidak mampu menciptakan sanksi, maka kita akan kehilangan kekuatan untuk menciptakan efek jera," ungkap Davutoglu.
"Jika kita tidak pernah bertindak tegas, maka pembantaian yang lebih buruk akan terus terjadi," imbuhnya.
Sementara itu rekannya, Westerwelle mengatakan, pengunaan senjata kimia di Damaskus yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang belum dapat diverifikasi kebenarannya. "Jika benar itu adalah sebuah serangan senjata kimia, maka itu adalah sesuatu yang sangat mengerikan,"ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Westerwelle mengungkapkan rasa penyesalan terhadap sikap pemerintah Rusia dan China atas situasi yang terjadi di Suriah. Seperti diketahui, keduanya selalu menentang resolusi bersama yang telah disepakati oleh seluruh anggota Dewan Keamanan PBB lainnya.
(esn)