Iran minta OKI campur tangan atasi krisis Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, pada Jumat (16/8/2013), mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk campur tangan mengatasi krisis yang diterjadi di salah satu anggota mereka, Mesir.
Zarif mengatakan, tindakan keras polisi terhadap dua kamp protes yang didirikan oleh pendukung presiden terguling, Mohamed Morsi, yang menewaskan hampir 600 orang, adalah "pembantaian". Zarif membuat pernyataan itu selama percakapan telepon dengan Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, seperti dikutip dari AFP.
“Menteri Luar Negeri mengutuk pembantaian penduduk tak berdaya di Mesir dan menyerukan untuk mengakhiri kekerasan, serta mendesak OKI untuk campur tangan sesegera mungkin guna membantu menemukan solusi damai," katanya.
Sejak 1979, Iran dan Mesir tidak memiliki hubungan diplomatik. Terhentinya hubungan diplomatik antara Teheran dan Kairo ini dikarenakan Mesir menjalin perjanjian damai dengan Israel. Tapi, Teheran mulai membuka kembali komunikasi dengan Mesir, saat Morsi menjabat sebagai presiden .
Hingga Jumat, aksi kekerasan yang berbuntut pada tewasnya pendukung Morsi masih terus terjadi. Seperti dilaporkan Al Jazeera yang mengutip beberapa sumber berita, 95 orang tewas di Kairo, delapan di Damietta, tujuh di Alexandria, dan empat di Ismailia. Semua korban tewas ini adalah pendukung Morsi.
Zarif mengatakan, tindakan keras polisi terhadap dua kamp protes yang didirikan oleh pendukung presiden terguling, Mohamed Morsi, yang menewaskan hampir 600 orang, adalah "pembantaian". Zarif membuat pernyataan itu selama percakapan telepon dengan Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, seperti dikutip dari AFP.
“Menteri Luar Negeri mengutuk pembantaian penduduk tak berdaya di Mesir dan menyerukan untuk mengakhiri kekerasan, serta mendesak OKI untuk campur tangan sesegera mungkin guna membantu menemukan solusi damai," katanya.
Sejak 1979, Iran dan Mesir tidak memiliki hubungan diplomatik. Terhentinya hubungan diplomatik antara Teheran dan Kairo ini dikarenakan Mesir menjalin perjanjian damai dengan Israel. Tapi, Teheran mulai membuka kembali komunikasi dengan Mesir, saat Morsi menjabat sebagai presiden .
Hingga Jumat, aksi kekerasan yang berbuntut pada tewasnya pendukung Morsi masih terus terjadi. Seperti dilaporkan Al Jazeera yang mengutip beberapa sumber berita, 95 orang tewas di Kairo, delapan di Damietta, tujuh di Alexandria, dan empat di Ismailia. Semua korban tewas ini adalah pendukung Morsi.
(esn)