Keita & Cisse berebut kursi Presiden Mali
A
A
A
Sindonews.com - Rakyat Mali tengah memilih presiden baru untuk putara kedua. Mantan Perdana Menteri Ibrahim Boubacar Keita, diharapkan menang, setelah dalam putaran pertama meraih 40 persen suara mengalahkan rivalnya, mantan Menteri Keuangan Soumaila Cisse.
Pemilu berlangsung di negara yang lebih dari setahun ini dilanda kekerasan, termasuk kudeta dan intervensi militer Perancis yang terlibat dalam perang sipil di negara itu.
Presiden yang terpilih, akan memikul tanggung jawab untuk mengawasi bantuan asing senilai lebih dari USD4 miliar. Sebanyak 12.600 pasukan asing yang tergabung dalam misi PBB berada di Mali. Sedangkan Perancis mulai menarik 3 ribu tentaranya dari negara itu.
Keita, yang dikenal dengan inisial namanya, "IBK", telah mendesak para pemilih untuk memberikan suaranya dengan berpikir untuk nasib Mali dalam jangka panjang. ”Prioritas pertama saya akan rekonsiliasi negara. Setelah trauma rakyat yang berkepanjangan. Kehidupan baru diperlukan di negara ini,” kata Keita, seperti dikutip BBC, Minggu (11/8/2013).
Sementara Cisse, berjanji untuk meningkatkan layanan pendidikan, menciptakan lapangan kerja dan reformasi tentara. Ia lebih gencar mengkritik para pemimpin kudeta militer tahun lalu dibandingkan Keita. ”Saya yakin (menang), karena putaran kedua ini bukan untuk menambah suara dari putaran pertama, tapi ada pemilihan baru,” ujarnya kepada AFP.
Pemilu berlangsung di negara yang lebih dari setahun ini dilanda kekerasan, termasuk kudeta dan intervensi militer Perancis yang terlibat dalam perang sipil di negara itu.
Presiden yang terpilih, akan memikul tanggung jawab untuk mengawasi bantuan asing senilai lebih dari USD4 miliar. Sebanyak 12.600 pasukan asing yang tergabung dalam misi PBB berada di Mali. Sedangkan Perancis mulai menarik 3 ribu tentaranya dari negara itu.
Keita, yang dikenal dengan inisial namanya, "IBK", telah mendesak para pemilih untuk memberikan suaranya dengan berpikir untuk nasib Mali dalam jangka panjang. ”Prioritas pertama saya akan rekonsiliasi negara. Setelah trauma rakyat yang berkepanjangan. Kehidupan baru diperlukan di negara ini,” kata Keita, seperti dikutip BBC, Minggu (11/8/2013).
Sementara Cisse, berjanji untuk meningkatkan layanan pendidikan, menciptakan lapangan kerja dan reformasi tentara. Ia lebih gencar mengkritik para pemimpin kudeta militer tahun lalu dibandingkan Keita. ”Saya yakin (menang), karena putaran kedua ini bukan untuk menambah suara dari putaran pertama, tapi ada pemilihan baru,” ujarnya kepada AFP.
(esn)