Pengungsi Suriah hadapi rasisme di Mesir & Libanon

Kamis, 25 Juli 2013 - 16:48 WIB
Pengungsi Suriah hadapi...
Pengungsi Suriah hadapi rasisme di Mesir & Libanon
A A A
Sindonews.com - Para pengungsi Suriah yang tinggal di Mesir dan Libanon kerap dijadikan kambing hitam atas segala ketidakberesan yang terjadi di sekitar lokasi pengungsian. Di Mesir, para pengungsi itu dituding memihak dan ikut campur tangan atas krisis politik di Mesir, sementara di Libanon mereka dituding mengurangi lapangan kerja bagi penduduk Libanon.

Di Mesir, media punya andil yang besar untuk menyebarkan sentimen anti-Suriah, mereka menuduh para pengungsi bergabung dalam protes dalam mendukung tergulingnya mantan Presiden Mohammed Morsi.

"Kita harus memboikot para pengungsi Suriah karena telah mengunakan uang kita untuk meneror kita," ungkap satu pesan yang disebarluaskan melalui sebuah situs jejaring sosial.

"Beberapa pengungsi yang menganggur menerima bayaran sebesar 300 pound Mesir (Rp 442 ribu) dari Biro Ikhwanul Muslimin untuk ambil bagian dalam protes mendukung pro-Morsi," lanjut isi pesan itu. Pesan itu juga menuduh bahwa para pengungsi Suriah sebagai pihak yang mengunakan senjata dalam bentrok antara pendukung dan penentang Morsi di sejumlah wilayah di Mesir.

Ungkapan bernada sumbang juga datang dari Tv Mesir. "Jika Anda tetap berdiri bersama dengan Ikhwanul Muslimin, maka mereka akan menghancurkan rumah anda," ungkap Tawfik Okasha, penyiar kontrofersial di chanel Al-Faraeen. "Warga Mesir tidak siap menerima agen ataupun mata-mata yang siap melemahkan kemenangan mereka atas kejatuhan Morsi," lanjut Osaka.

Sementara di Libanon, keberadaan 600 ribu pengungsi Suriah telah menimbulkan kebencian, karena mereka menilai keberadaan mereka telah menumbuhkan masalah ekonomi dan sosial. Berdasarkan hasil survei terbaru, 82 persen warga Libanon menuduh para pengungsi Suriah mencuri pekerjaan mereka. Sebanyak 70 persen lainnya tidak nyaman membagi makanan dengan pengungsi Suriah.

Selain itu, 54 persen penduduk juga setuju agar pemerintah Libanon menutup wilayah perbatasan Libanon-Suriah.Dua hari yang lalu, Libanon memutuskan untuk mengambil tindakan tegas pada pengungsi Libanon, sebelumnya mereka tidak pernah membatasi besarnya jumlah pengungsi yang masuk.

Menteri Keuangan Libanon, Nicolas Nahas mengatakan, para pengungsi Suriah di Lebanon tidak memiliki hak untuk bekerja, kecuali dalam bisnis dan perdagangan. Dia berargumen bahwa mereka menyebabkan "persaingan tidak sehat" setelah 377 bisnis ilegal di Libanon timur ditutup.
(esn)
Berita Terkait
Mayat Imigran yang Tenggelam...
Mayat Imigran yang Tenggelam di Lepas Pantai Suriah Dikembalikan ke Libanon
Siapa Sulaf Fawakherji?...
Siapa Sulaf Fawakherji? Aktris Suriah yang Masih Loyal dengan Bashar Al Assad
Mesir Kirim Pasukan...
Mesir Kirim Pasukan untuk Dukung Rezim Assad di Suriah
Mesir Kutuk Invasi Israel...
Mesir Kutuk Invasi Israel ke Suriah untuk Membangun Zona Penyangga
Presiden Mesir Sisi...
Presiden Mesir Sisi Takut Digulingkan Rakyatnya Seperti Assad di Suriah
Profil Gamal Abdul Naser,...
Profil Gamal Abdul Naser, Tokoh Sentral dalam Perang Enam Hari Melawan Israel
Berita Terkini
Pemukim Israel Bangun...
Pemukim Israel Bangun Jalan Baru saat Tentara Curi Uang di Rumah-rumah Warga Palestina
12 menit yang lalu
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
58 menit yang lalu
3 Negara yang Memperebutkan...
3 Negara yang Memperebutkan Kashmir, Siapa yang Berhak?
1 jam yang lalu
Siapa Sayyid Theyazin?...
Siapa Sayyid Theyazin? Putra Mahkota Oman yang Menikah dalam Upacara Tertutup
2 jam yang lalu
Mahathir Mohamad: Bangsa...
Mahathir Mohamad: Bangsa Melayu Kehilangan Singapura, Jatuh ke Tangan Orang China
2 jam yang lalu
3 Fakta Pembunuhan Muslim...
3 Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis yang Gegerkan Dunia, Pemicunya Islamofobia?
2 jam yang lalu
Infografis
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved