Putin akan kunjungi Iran untuk hidupkan perundingan nuklir
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana melakukan kunjungan kenegaraan ke Iran pada Agustus mendatang untuk mencoba memulai kembali pembicaraan mengenai program nuklir Iran. Demikian dilaporkan Kommersant, harian Rusia, Rabu (24/7/2013).
Rencananya, kunjungan itu akan dilakukan setelah Presiden Iran yang baru terpilih, Hassan Rouwhani, dilantik pada 3 Agustus mendatang. Jika terealisasi, maka kunjungan itu akan menjadi kunjungan Putin yang pertama setelah 2007 silam. Moskow berharap, kunjungan ini akan memberikan dorongan untuk memulai kembali perundingan nuklir Iran yang telah terhenti.
"Sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Putin rencananya akan melakukan kunjungan pada 12-13 Agustus mendatang. Perjalanan itu telah dikonfirmasi oleh pihak Kremlin, tapi lamanya kunjungan belum diputuskan, dua atau satu hari," ungkap laporan Kommersant.
Menanggapi laporan tersebut, Juru Bicara kepresidenen Rusia, Dmitry Peskov mengatakan kepada AFP, "Saya tidak bisa mengkonfirmasi laporan itu sejauh ini."
Seperti diketahui, selama ini Amerika Serikat dan sekutunya telah menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir dengan kedok program nuklir sipil. Sementara Iran membantah tuduhan itu dan bersikeras bahwa program nuklirnya adalah hanya untuk tujuan damai.
Menteri Pertahanan Iran, Bigjen Ahmad Vahidi mengatakan, pihak Barat seharusnya mempercayai pernyataan Iran tersebut.
Rencananya, kunjungan itu akan dilakukan setelah Presiden Iran yang baru terpilih, Hassan Rouwhani, dilantik pada 3 Agustus mendatang. Jika terealisasi, maka kunjungan itu akan menjadi kunjungan Putin yang pertama setelah 2007 silam. Moskow berharap, kunjungan ini akan memberikan dorongan untuk memulai kembali perundingan nuklir Iran yang telah terhenti.
"Sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Putin rencananya akan melakukan kunjungan pada 12-13 Agustus mendatang. Perjalanan itu telah dikonfirmasi oleh pihak Kremlin, tapi lamanya kunjungan belum diputuskan, dua atau satu hari," ungkap laporan Kommersant.
Menanggapi laporan tersebut, Juru Bicara kepresidenen Rusia, Dmitry Peskov mengatakan kepada AFP, "Saya tidak bisa mengkonfirmasi laporan itu sejauh ini."
Seperti diketahui, selama ini Amerika Serikat dan sekutunya telah menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir dengan kedok program nuklir sipil. Sementara Iran membantah tuduhan itu dan bersikeras bahwa program nuklirnya adalah hanya untuk tujuan damai.
Menteri Pertahanan Iran, Bigjen Ahmad Vahidi mengatakan, pihak Barat seharusnya mempercayai pernyataan Iran tersebut.
(esn)