Pengungsi Suriah minta pemberlakuan zona larangan terbang

Kamis, 18 Juli 2013 - 23:47 WIB
Pengungsi Suriah minta pemberlakuan zona larangan terbang
Pengungsi Suriah minta pemberlakuan zona larangan terbang
A A A
Sindonews.com – Pengungsi Suriah meminta pemberlakuan zona larangan terbang di negara yang sudah dilanda perang saudara selama lebih dari dua tahun itu. Hal ini terungkap dalam lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry ke kamp pengungsi Zaatari, Kamis (18/7/2013).

Dalam kunjungan ini, Kerry bertemu dengan sekitar 6 pengungsi, yang terdiri dari dua pria dan empat wanita, selama 40 menit. Para pengungsi itu mengungkapkan kemarahan mereka dan berulang kali meminta Kerry untuk mendirikan zona penyangga dan zona larangan terbang di Suriah.

"Di mana masyarakat internasional? Apa yang Anda tunggu? Kami berharap, bahwa Anda tidak akan kembali ke AS sebelum Anda menemukan solusi terhadap krisis. Setidaknya, memberlakukan zona larangan terbang atau embargo," kata seorang pengungsi wanita yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip dari Reuters.

Dengan wajah muram, Kerry menjawab permintaan itu. “Banyak pilihan yang berbeda berada di bawah pertimbangan. Saya berharap itu sangat sederhana. Seperti yang Anda ketahui, kami telah melakukan dua peperangan selama 12 tahun,” kata Kerry.

"Kami berusaha untuk membantu dalam berbagai cara, termasuk membantu pejuang oposisi Suriah memiliki senjata. Kami melakukan hal-hal baru. Ada pertimbangan zona penyangga dan hal-hal lain, tetapi tidak sesederhana kedengarannya," lanjut Kerry.

Wanita yang sama mengambil pena, melambaikan tangan di udara dan mengetuk di atas meja saat berbicara. "Pak Sekretaris, jika situasi tetap tidak berubah sampai akhir Ramadan, kamp ini akan menjadi kosong. Kami akan kembali ke Suriah dan kami akan bertarung dengan pisau. Anda sebagai pemerintah AS melihat ke Israel dengan hormat. Anda tidak bisa melakukan hal yang sama dengan anak-anak Suriah? " tanyanya.

Para pengungsi juga mendesak masyarakat internasional untuk membantu menahan laju aliran senjata dari Iran dan masuknya pejuang Hizbullah Lebanon ke Suriah.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7091 seconds (0.1#10.140)