Pemimpin oposisi di pengasingan akan pulang ke Kamboja
A
A
A
Sindonews.com - Sam Rainsy, pemimpin Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang berada di pengasingan di Prancis, pada Sabtu (13/7/2013) mengumumkan, bahwa ia akan kembali ke Kamboja Jumat depan. Ia kembali ke negerinya, setelah Raja Norodom Sihamoni memberikan pengampunan.
”Saya memiliki kehormatan dan kepuasan untuk menginformasikan kepada orang-orang Kamboja bahwa saya akan tiba di Bandara Internasional Phnom Penh pada tanggal 19 Juli 2013 pukul 09.05 waktu setempat,” tulis Sam Rainsy, di akun Facebook-nya.
Juru bicara CNRP, Yim Sovann, mengkonfirmasi informasi itu. Ia mengatakan, partainya akan mengadakan demonstrasi besar untuk menyambutnya pemimpinnya di Kamboja.
Raja Norodom Sihamoni, pada Jumat menandatangani sebuah dekrit kerajaan untuk memberikan pengampunan untuk Sam Rainsy atas permintaan Perdana Menteri Hun Sen.
Hun Sen dalam suratnya, meminta raja untuk memberikan pengampunan kepada Sam Rainsy berdasarkan semangat unifikasi dan rekonsiliasi nasional. Hal itu juga untuk menjamin Pemilu yang bebas dan adil pada 28 Juli 2013 nanti.
Sam Rainsy, 62, meninggalkan Kamboja pada akhir tahun 2009 sebelum pengadilan menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara secara in absentia. Ia dituduh menghapus tiang perbatasan dan menerbitkan peta palsu perbatasan dengan Vietnam.
Ia juga menuduh Wakil Perdana Menteri, sekaligus Menteri Luar Negeri Hor Namhong sebagai anggota Kampuchea Demokrat (Khmer Merah).
”Saya memiliki kehormatan dan kepuasan untuk menginformasikan kepada orang-orang Kamboja bahwa saya akan tiba di Bandara Internasional Phnom Penh pada tanggal 19 Juli 2013 pukul 09.05 waktu setempat,” tulis Sam Rainsy, di akun Facebook-nya.
Juru bicara CNRP, Yim Sovann, mengkonfirmasi informasi itu. Ia mengatakan, partainya akan mengadakan demonstrasi besar untuk menyambutnya pemimpinnya di Kamboja.
Raja Norodom Sihamoni, pada Jumat menandatangani sebuah dekrit kerajaan untuk memberikan pengampunan untuk Sam Rainsy atas permintaan Perdana Menteri Hun Sen.
Hun Sen dalam suratnya, meminta raja untuk memberikan pengampunan kepada Sam Rainsy berdasarkan semangat unifikasi dan rekonsiliasi nasional. Hal itu juga untuk menjamin Pemilu yang bebas dan adil pada 28 Juli 2013 nanti.
Sam Rainsy, 62, meninggalkan Kamboja pada akhir tahun 2009 sebelum pengadilan menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara secara in absentia. Ia dituduh menghapus tiang perbatasan dan menerbitkan peta palsu perbatasan dengan Vietnam.
Ia juga menuduh Wakil Perdana Menteri, sekaligus Menteri Luar Negeri Hor Namhong sebagai anggota Kampuchea Demokrat (Khmer Merah).
(esn)