Ikhwanul Muslimin siapkan demo di tiap provinsi
A
A
A
Sindonews.com – Rencana Pemilu Mesir yang ditetapkan presiden sementara Mesir, Adly Mansour, pada Januari 2014 mendatang, dikecam kelompok Ikhawanul Muslimin, pada Selasa (9/7/2013). Sebaliknya, mereka menyiapkan demo besar di setiap provinsi di Mesir.
Mereka tidak rela Mesir kembali ke titik awal dengan Pemilu yang direncanakan oleh seorang pemimpin yang ditunjuk militer. Pasalnya, mereka tidak terima dengan langkah militer yang sudah melengserkan tokoh yang mereka usung, Mohamed Morsi dari kursi Presiden Mesir.
”Sebuah keputusan konstitusional oleh seorang pria yang ditunjuk oleh putchists (pengkudeta), membawa negara ini kembali ke titik awal,” tulis tokoh senior Ikhwanul Muslimin, Essam al-Erian, pada akun Facebook-nya.
Ikhwanul Muslimin Morsi, terus menyerukan demonstrasi sebagai protes pelengseran Morsi, sekaligus kecaman terhadap pembunuhan kelompok mereka pada Senin subuh kemarin. ”Setiap provinsi mengorganisir pemakaman dan demonstrasi. Masing-masing provinsi akan memiliki pusat (demonstrasi),” ujar Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad kepada AFP.
Dikutip kantor berita MENA, presiden sementara Mesir, Adly Mansour telah mengeluarkan dekrit berisi penetapan jadwal referendum pengubahan konstitusi dan Pemilu Parlemen pada Januari 2014. Keputusan itu diambil, setelah melihat situasi di Mesir yang tak kunjung kondusif. Sedangkan pemilihan Presiden Mesir akan digelar, usai Pemilu Parlemen.
Kepala pelayanan darurat, Mohammed Sultan, mengatakan sedikitnya 51 orang tewas dan 435 terluka sejak pelengseran Morsi. Pihak militer menyalahkan "teroris", sementara saksi, termasuk pendukung Ikhwanul di lokasi kejadian, mengatakan pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata. Namun, ada “preman” berpakaian sipil melakukan penembakan.
Di Kota Port Said, Terusan Suez, orang-orang bersenjata dengan sepeda motor menembaki gereja pada Selasa pagi. Menurut saksi mata, seorang pria terluka dalam serangan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengutuk gelombang kekerasan terbaru di Mesir, dan menyerukan penyelidikan independen.
Mereka tidak rela Mesir kembali ke titik awal dengan Pemilu yang direncanakan oleh seorang pemimpin yang ditunjuk militer. Pasalnya, mereka tidak terima dengan langkah militer yang sudah melengserkan tokoh yang mereka usung, Mohamed Morsi dari kursi Presiden Mesir.
”Sebuah keputusan konstitusional oleh seorang pria yang ditunjuk oleh putchists (pengkudeta), membawa negara ini kembali ke titik awal,” tulis tokoh senior Ikhwanul Muslimin, Essam al-Erian, pada akun Facebook-nya.
Ikhwanul Muslimin Morsi, terus menyerukan demonstrasi sebagai protes pelengseran Morsi, sekaligus kecaman terhadap pembunuhan kelompok mereka pada Senin subuh kemarin. ”Setiap provinsi mengorganisir pemakaman dan demonstrasi. Masing-masing provinsi akan memiliki pusat (demonstrasi),” ujar Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad kepada AFP.
Dikutip kantor berita MENA, presiden sementara Mesir, Adly Mansour telah mengeluarkan dekrit berisi penetapan jadwal referendum pengubahan konstitusi dan Pemilu Parlemen pada Januari 2014. Keputusan itu diambil, setelah melihat situasi di Mesir yang tak kunjung kondusif. Sedangkan pemilihan Presiden Mesir akan digelar, usai Pemilu Parlemen.
Kepala pelayanan darurat, Mohammed Sultan, mengatakan sedikitnya 51 orang tewas dan 435 terluka sejak pelengseran Morsi. Pihak militer menyalahkan "teroris", sementara saksi, termasuk pendukung Ikhwanul di lokasi kejadian, mengatakan pasukan keamanan melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata. Namun, ada “preman” berpakaian sipil melakukan penembakan.
Di Kota Port Said, Terusan Suez, orang-orang bersenjata dengan sepeda motor menembaki gereja pada Selasa pagi. Menurut saksi mata, seorang pria terluka dalam serangan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengutuk gelombang kekerasan terbaru di Mesir, dan menyerukan penyelidikan independen.
(esn)