400 pekerja garmen Bangladesh keracunan air minum
A
A
A
Sindonews.com – Sekitar 400 pekerja garmen di Ashulia, pinggiran Ibu Kota Dhaka, Bangladesh, jatuh sakit setelah meminum air yang disediakan oleh pabrik tempat mereka bekerja, Minggu (30/6/2013).
"Sekitar 400 pekerja dirawat di berbagai rumah sakit setelah insiden tersebut," kata Md Badrul Alam, perwira in charge di Kepolisian Ashulia kepada Xinhua melalui sambungan telepon.
Menurutnya, para pekerja itu adalah karyawan di pabrik The Rose Dresses Limited, yang dimiliki oleh Bangladesh Garments Produsen dan Eksportir Association (BGMEA). Seorang juru bicara dari The Rose Dresses Limited, tidak tersedia memberikan komentar atas kasus ini.
Para pejabat kesehatan melaporkan, sebagian besar dari para pekerja itu mengalami muntah-muntah, sementara beberapa dari mereka mengeluh sakit perut. Alam mengatakan, belaum diketahui apa penyebab kontaminasi air di pabrik yang mempekerjakan 6.000 karyawan ini.
“Langkah-langkah telah diambil untuk menyelidiki penyebab insiden ini. Hampir semua pekerja yang sakit, berada di luar kondisi bahaya dan sudah banyak yang meninggalkan rumah sakit,” jelasnya. "Kami telah mengambil sampel air dan dikirim untuk uji laboratorium guna mengetahui penyebab kontaminasi," lanjutnya.
"Sekitar 400 pekerja dirawat di berbagai rumah sakit setelah insiden tersebut," kata Md Badrul Alam, perwira in charge di Kepolisian Ashulia kepada Xinhua melalui sambungan telepon.
Menurutnya, para pekerja itu adalah karyawan di pabrik The Rose Dresses Limited, yang dimiliki oleh Bangladesh Garments Produsen dan Eksportir Association (BGMEA). Seorang juru bicara dari The Rose Dresses Limited, tidak tersedia memberikan komentar atas kasus ini.
Para pejabat kesehatan melaporkan, sebagian besar dari para pekerja itu mengalami muntah-muntah, sementara beberapa dari mereka mengeluh sakit perut. Alam mengatakan, belaum diketahui apa penyebab kontaminasi air di pabrik yang mempekerjakan 6.000 karyawan ini.
“Langkah-langkah telah diambil untuk menyelidiki penyebab insiden ini. Hampir semua pekerja yang sakit, berada di luar kondisi bahaya dan sudah banyak yang meninggalkan rumah sakit,” jelasnya. "Kami telah mengambil sampel air dan dikirim untuk uji laboratorium guna mengetahui penyebab kontaminasi," lanjutnya.
(esn)