Polisi Korsel hentikan peluncuran selebaran anti Korut
A
A
A
Sindonews.com - Polisi Korea Selatan (Kosel) menghentikan rencana sekelompok pembelot dari Korea Utara (Korut) dan aktivis Hak Asasi Manusia Amerika Serikat (AS) untuk meluncurkan selebaran anti Korut di wilayah perbatasan, Sabtu (29/6/2013).
Sekelompok pembelot Korut dan aktivis Hak Asasi Manusia AS rencananya akan meluncurkan 200 ribu selebaran yang berisi kritikan kepada pemerintah Korut dalam balon gas. Rencananya, balon itu akan dilepaskan di Imjingak, sebuah situs wisata Korsel dekat perbatasan Korut. Namun, rencana itu digagalkan oleh para polisi.
Aksi pencegahan yang dilakukan polisi sempat mendapat perlawanan dari para aktivis. Park Sang-Hak sempat ditahan sebentar oleh polisi setelah ia memaksa menerobos masuk 300 meter ke lokasi peluncuran.
"Aku bertanya-tanya mengapa meraka begitu takut. Mengapa mereka sebut tindakan ini ilegal. Apakah yang salah dengan aksi yang kami lakukan," tanya Thor Halvorssen, Presiden Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York kepada wartawan.
"Jika Korsel melakukan segalanya karena ancaman Korut, maka selatan adalah sandera. Korsel bukan negara yang bebas," imbuhnya.
Beberapa jam sebelum peluncuran, militer Korut memperingatakan bahwa peluncuran itu akan menyulut api ketegangan dan para pelaku dalam jangkauan serangan langsung. Selain itu, Korut juga menghina para aktivis itu dengan menyebut mereka manusia sampah.
Sekelompok pembelot Korut dan aktivis Hak Asasi Manusia AS rencananya akan meluncurkan 200 ribu selebaran yang berisi kritikan kepada pemerintah Korut dalam balon gas. Rencananya, balon itu akan dilepaskan di Imjingak, sebuah situs wisata Korsel dekat perbatasan Korut. Namun, rencana itu digagalkan oleh para polisi.
Aksi pencegahan yang dilakukan polisi sempat mendapat perlawanan dari para aktivis. Park Sang-Hak sempat ditahan sebentar oleh polisi setelah ia memaksa menerobos masuk 300 meter ke lokasi peluncuran.
"Aku bertanya-tanya mengapa meraka begitu takut. Mengapa mereka sebut tindakan ini ilegal. Apakah yang salah dengan aksi yang kami lakukan," tanya Thor Halvorssen, Presiden Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York kepada wartawan.
"Jika Korsel melakukan segalanya karena ancaman Korut, maka selatan adalah sandera. Korsel bukan negara yang bebas," imbuhnya.
Beberapa jam sebelum peluncuran, militer Korut memperingatakan bahwa peluncuran itu akan menyulut api ketegangan dan para pelaku dalam jangkauan serangan langsung. Selain itu, Korut juga menghina para aktivis itu dengan menyebut mereka manusia sampah.
(esn)