Maduro: Venezuela tak tunduk pada adidaya manapun
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan pada Senin (24/6/2013), bahwa negaranya yang merdeka tidak akan pernah tunduk pada negara adidaya manapun.
Dikutip Xinhua Selasa (25/6/2013), pernyataan Maduro itu disampaikan di Valencia pada sebuah acara untuk menandai ulang tahun ke-192 pertempuran kemerdekaan.
”Kami memiliki tanah air, karena kita memiliki sebuah negara dengan pria dan wanita yang dididik dengan nilai-nilai (pahlawan kemerdekaan Simon) Bolivar. Kami memiliki tanah air yang benar, karena kita memiliki sebuah republik merdeka yang tidak berlutut di depan sebuah imperium di dunia,” katanya.
Pertempuran kala itu untuk kemerdekaan Venezuela dari Kolonial Spanyol. ”Venezuela dapat memperingati kemuliaan pertempuran abadi sebagai bangsa yang bebas dan merdeka di jalan menuju sosialisme,” ucap Maduro.
Presiden Venezuela mengecam apa yang ia sebut sebagai rencana sayap kanan untuk mengembalikan negaranya ke tangan perusahaan-perusahaan transnasional. ”Setelah demoralisasi rakyat melalui kampanye yang mengerdilkan ide kami tentang tanah air,” imbuh dia.
Acara meriah yang pertama dalam tiga tahun terakhir tersebut, diramaikan dengan parade sipil dan militer, dengan menggelar pentas seni selama perayaan.
Dikutip Xinhua Selasa (25/6/2013), pernyataan Maduro itu disampaikan di Valencia pada sebuah acara untuk menandai ulang tahun ke-192 pertempuran kemerdekaan.
”Kami memiliki tanah air, karena kita memiliki sebuah negara dengan pria dan wanita yang dididik dengan nilai-nilai (pahlawan kemerdekaan Simon) Bolivar. Kami memiliki tanah air yang benar, karena kita memiliki sebuah republik merdeka yang tidak berlutut di depan sebuah imperium di dunia,” katanya.
Pertempuran kala itu untuk kemerdekaan Venezuela dari Kolonial Spanyol. ”Venezuela dapat memperingati kemuliaan pertempuran abadi sebagai bangsa yang bebas dan merdeka di jalan menuju sosialisme,” ucap Maduro.
Presiden Venezuela mengecam apa yang ia sebut sebagai rencana sayap kanan untuk mengembalikan negaranya ke tangan perusahaan-perusahaan transnasional. ”Setelah demoralisasi rakyat melalui kampanye yang mengerdilkan ide kami tentang tanah air,” imbuh dia.
Acara meriah yang pertama dalam tiga tahun terakhir tersebut, diramaikan dengan parade sipil dan militer, dengan menggelar pentas seni selama perayaan.
(esn)