Rusia & China kecam laporan perdagangan manusia yang dirilis AS
A
A
A
Sindonews.com – Rusia menyatakan, laporan perdagangan manusia yang baru saja dirilis oleh Amerika Serikat (AS) telah dipolitisasi dan menghambat kerja lembaga penegak hukum di negara lain. Demikian dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, Kamis (20/6/2013).
"Ada politisasi soal masalah perdagangan, peringkat sewenang-wenang dari negara berdasarkan simpati politik atau antipati, menyusun daftar 'yang bersalah'. Ini mencegah kinerja normal dari lembaga penegak hukum kami dan kerjasama mereka," ujar Konstantin Dolgov, utusan Kemenlu Rusia untuk urusan HAM.
Dua hari lalu, Departemen Luar Negeri AS menerbitkan laporan perdagangan manusia 2013, di mana Rusia berada dalam kategori “berbahaya” dalam hal memerangi perdagangan manusia. “Memasukan Rusia ke dalam "kategori berbahaya" adalah langkah yang tidak ramah, seperti halnya dengan UU Magnitsky,” lanjut Dolgov.
Menurutnya, laporan tersebut telah menggunakan "metodologi yang tidak dapat diterima". "Dalam memerangi kejahatan terorganisir, termasuk perdagangan manusia, pemerintah Rusia tidak akan mengikuti instruksi operasional di negara lain. Apalagi memenuhi kondisi yang disajikan, hampir dalam bentuk ultimatum," tambahnya.
Sementara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, China memandang penting semua upaya untuk memerangi kejahatan perdagangan manusia. "Kami percaya, bahwa pihak AS harus mengambil pandangan yang obyektif dan tidak memihak atas upaya China dan berhenti membuat penilaian sewenang-wenang atas China," katanya.
"Ada politisasi soal masalah perdagangan, peringkat sewenang-wenang dari negara berdasarkan simpati politik atau antipati, menyusun daftar 'yang bersalah'. Ini mencegah kinerja normal dari lembaga penegak hukum kami dan kerjasama mereka," ujar Konstantin Dolgov, utusan Kemenlu Rusia untuk urusan HAM.
Dua hari lalu, Departemen Luar Negeri AS menerbitkan laporan perdagangan manusia 2013, di mana Rusia berada dalam kategori “berbahaya” dalam hal memerangi perdagangan manusia. “Memasukan Rusia ke dalam "kategori berbahaya" adalah langkah yang tidak ramah, seperti halnya dengan UU Magnitsky,” lanjut Dolgov.
Menurutnya, laporan tersebut telah menggunakan "metodologi yang tidak dapat diterima". "Dalam memerangi kejahatan terorganisir, termasuk perdagangan manusia, pemerintah Rusia tidak akan mengikuti instruksi operasional di negara lain. Apalagi memenuhi kondisi yang disajikan, hampir dalam bentuk ultimatum," tambahnya.
Sementara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, China memandang penting semua upaya untuk memerangi kejahatan perdagangan manusia. "Kami percaya, bahwa pihak AS harus mengambil pandangan yang obyektif dan tidak memihak atas upaya China dan berhenti membuat penilaian sewenang-wenang atas China," katanya.
(esn)