NSA sadap Hong Kong dan China sejak 2009
A
A
A
Sindonews.com – Mantan karyawan CIA, Edward Snowden,29, mengungkapkan, bahwa NSA sudah menyadap komputer di Hong Kong dan China sejak 2009. Snowden membongkar hal itu dalam wawancara dengan South China Morning Post, di Hong Kong yang terbit Kamis (13/6/2013).
Di antara lembaga-lembaga yang disadap, kata Snowden, adalah Universitas China di Hong Kong. Komentar Snowden itu sebagai ungkapan keprihatinan bahwa kampus itu juga jadi salah satu target NSA. ”Fakta bahwa penyadapan di Universitas China mungkin pilihan yang baik,” kata Charles Mok, Anggota Legislatif Hong Kong yang juga seorang pakar IT.
”Jadi, fakta bahwa pertukaran internet dengan banyak lalu lintas domestik, sudah menjadikannya sebagai target,” lanjut Mok, dilansir Reuters. Sejak pembocoran program mata-mata NSA itu dibocorkan Snowden, sejumlah pihak penasaran sejauh mana NSA menyadap semua informasi warga AS.
Snowden percaya, bahwa NSA melakukan lebih dari 61 ribu operasi hacker secara global. ”Kami hack (sadap) jaringan utama internet besar, pada dasarnya kita bisa akses komunikasi ratusan ribu komputer tanpa harus menyadap satu-satu,” tulis South China Morning Post, mengutip pernyataan Snowden.
Di antara lembaga-lembaga yang disadap, kata Snowden, adalah Universitas China di Hong Kong. Komentar Snowden itu sebagai ungkapan keprihatinan bahwa kampus itu juga jadi salah satu target NSA. ”Fakta bahwa penyadapan di Universitas China mungkin pilihan yang baik,” kata Charles Mok, Anggota Legislatif Hong Kong yang juga seorang pakar IT.
”Jadi, fakta bahwa pertukaran internet dengan banyak lalu lintas domestik, sudah menjadikannya sebagai target,” lanjut Mok, dilansir Reuters. Sejak pembocoran program mata-mata NSA itu dibocorkan Snowden, sejumlah pihak penasaran sejauh mana NSA menyadap semua informasi warga AS.
Snowden percaya, bahwa NSA melakukan lebih dari 61 ribu operasi hacker secara global. ”Kami hack (sadap) jaringan utama internet besar, pada dasarnya kita bisa akses komunikasi ratusan ribu komputer tanpa harus menyadap satu-satu,” tulis South China Morning Post, mengutip pernyataan Snowden.
(esn)