Libanon tolak masukan Hizbullah ke daftar hitam
A
A
A
Sindonews.com – Pejabat sementara Menteri Luar Negeri Libanon, Adnan Mansour menegaskan, bahwa Pemerintah Libanon menolak menempatkan kelompok militan Hizbullah pada daftar teroris.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Assafir, Jumat (31/5/2013), Mansour mengatakan, bahwa Hizbullah adalah bagian integral dari kekuatan nasional dan politik Lebanon. “Karena itu, kami tegas menolak menempatkan partai itu pada daftar teroris," tegas Mansour.
Mansour menambahkan, Israel dan negara-negara Barat sedang berusaha untuk memberi label teroris pada Hizbullah. Menurutnya, hal ini tidak akan membantu mencapai stabilitas dan keamanan.
Sementara soal krisis Suriah, Mansour mengatakan, bahwa Libanon telah mengadopsi kebijakan pemisahan. “Libanon tidak mendukung satu sisi Suriah terhadap yang lain," jelasnya.
Akhir-akhir ini, Hizbullah mendapat gelombang kritik karena menempatkan diri bersama dengan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad untuk berperang melawan kaum pemberontak di daerah al-Qusayr dan pinggiran kota Damaskus.
Hizbullah beralasan, kehadiran mereka di Qusayr karena tentara Suriah tidak hadir di wilayah itu. Akibatnya, kelompok bersenjata menguasai wilayah itu dan rakyat Suriah meminta pertolongan.
Saat ini, Uni Eropa dan negara Arab Teluk tengah mempertimbangkan untuk memasukan Hizbullah ke dalam daftar hitam organisasi teroris. Sementara Bahrain telah menyerukan para Menteri Luar Negeri dari 6 negara Dewan Kerjasama Teluk untuk membahas masalah tersebut pada pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, akhir pekan ini.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Assafir, Jumat (31/5/2013), Mansour mengatakan, bahwa Hizbullah adalah bagian integral dari kekuatan nasional dan politik Lebanon. “Karena itu, kami tegas menolak menempatkan partai itu pada daftar teroris," tegas Mansour.
Mansour menambahkan, Israel dan negara-negara Barat sedang berusaha untuk memberi label teroris pada Hizbullah. Menurutnya, hal ini tidak akan membantu mencapai stabilitas dan keamanan.
Sementara soal krisis Suriah, Mansour mengatakan, bahwa Libanon telah mengadopsi kebijakan pemisahan. “Libanon tidak mendukung satu sisi Suriah terhadap yang lain," jelasnya.
Akhir-akhir ini, Hizbullah mendapat gelombang kritik karena menempatkan diri bersama dengan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad untuk berperang melawan kaum pemberontak di daerah al-Qusayr dan pinggiran kota Damaskus.
Hizbullah beralasan, kehadiran mereka di Qusayr karena tentara Suriah tidak hadir di wilayah itu. Akibatnya, kelompok bersenjata menguasai wilayah itu dan rakyat Suriah meminta pertolongan.
Saat ini, Uni Eropa dan negara Arab Teluk tengah mempertimbangkan untuk memasukan Hizbullah ke dalam daftar hitam organisasi teroris. Sementara Bahrain telah menyerukan para Menteri Luar Negeri dari 6 negara Dewan Kerjasama Teluk untuk membahas masalah tersebut pada pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, akhir pekan ini.
(esn)