SEA klaim sebarkan hoax soal Obama
A
A
A
Sindonews.com - Sekelompok haker (peretas) yang menamakan diri mereka Tentara Elektronik Suriah (SEA) mengkalim telah membajak akun Twitter milik kantor berita Associated Press (AP), pengakuan tersebut datang beberapa waktu setelah tweet tersebut diposting.
SEA, kelompok yang mendukung perjuangan militer dan Presiden Suriah Bashar al-Assad mengklaim bertanggung jawab atas isi tweet, yang mengabarkan bahwa telah terjadi ledakan di Gedung Putih.
Ini bukan pertama kalinya SEA melancarkan serangan pembajakan kepada akun twitter milik media. Setelah dua tahun krisis Suriah bergulir, SEA sebelumnya pernah membajak akun twetter Public Radio Nasional, BBC, CBS 60 Minutes Program, dan kantor berita Reuters.
Seorang Juru Bicara media sosial Twitter menolak mengomentari insiden pembajakan tersebut, "Demi alasan keamanan dan juga privasi, perusahaan tidak akan mengomentari hal yang terjadi pada akun pribadi,"
Mananggapi insiden tersebut, Stewart Baker, seorang pengacara keamanan cyber di Steptoe & Johnson, Washington mengatakan, tidak hanya satu pihak yang patut disalahkan atas insiden tersebut.
"AP seharusnya punya kata sandi yang baik, pengelola Twitter seharusnya punya dua opsional untuk otentikasi, sementara masyarakat seharusnya berfikir dua kali sebelum melakukan perdagangan saat menangapi laporan dari sebuah isi tweet,"ungkap Baker.
Seperti diketahui, sebuah tweet palsu bertuliskan, "Dua buah ledakan mengguncang Gedung Putih, Presiden Barack Obama terluka dalam ledakan tersebut," muncul dari akun Twitter AP.
Tweet palsu tersebut sempat mengguncang pasar keuangan Amerika Serikat (AS) untuk beberapa saat. Menurut data yang diperoleh Reuters, hanya dalam waktu 3 menit, tweet palsu itu mampu membuat indeks S&P mengalami kerugian sebesar USD 136,5 miliar dari nilai 500.
SEA, kelompok yang mendukung perjuangan militer dan Presiden Suriah Bashar al-Assad mengklaim bertanggung jawab atas isi tweet, yang mengabarkan bahwa telah terjadi ledakan di Gedung Putih.
Ini bukan pertama kalinya SEA melancarkan serangan pembajakan kepada akun twitter milik media. Setelah dua tahun krisis Suriah bergulir, SEA sebelumnya pernah membajak akun twetter Public Radio Nasional, BBC, CBS 60 Minutes Program, dan kantor berita Reuters.
Seorang Juru Bicara media sosial Twitter menolak mengomentari insiden pembajakan tersebut, "Demi alasan keamanan dan juga privasi, perusahaan tidak akan mengomentari hal yang terjadi pada akun pribadi,"
Mananggapi insiden tersebut, Stewart Baker, seorang pengacara keamanan cyber di Steptoe & Johnson, Washington mengatakan, tidak hanya satu pihak yang patut disalahkan atas insiden tersebut.
"AP seharusnya punya kata sandi yang baik, pengelola Twitter seharusnya punya dua opsional untuk otentikasi, sementara masyarakat seharusnya berfikir dua kali sebelum melakukan perdagangan saat menangapi laporan dari sebuah isi tweet,"ungkap Baker.
Seperti diketahui, sebuah tweet palsu bertuliskan, "Dua buah ledakan mengguncang Gedung Putih, Presiden Barack Obama terluka dalam ledakan tersebut," muncul dari akun Twitter AP.
Tweet palsu tersebut sempat mengguncang pasar keuangan Amerika Serikat (AS) untuk beberapa saat. Menurut data yang diperoleh Reuters, hanya dalam waktu 3 menit, tweet palsu itu mampu membuat indeks S&P mengalami kerugian sebesar USD 136,5 miliar dari nilai 500.
(esn)