PM Kamboja prediksi perang di Semenanjung Korea tidak akan terjadi
A
A
A
Sindonews.com – Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen memprediksi, bahwa perang di Semenanjung Korea tidak akan terjadi. Ia juga menyatakan, keputusannya untuk tidak mengevakuasi kaum pekerja, mahasiswa, dan personel diplomatik Kamboja dari Korea Selatan (Korsel) adalah tindakan yang benar.
"Meskipun situasi di Semenanjung Korea tetap tegang, tidak ada pertempuran yang akan terjadi," kata Hun Sen saat peresmian sebuah pagoda Buddha di provinsi Veng Prey, Senin (22/4/2013).
Putusan untuk melakukan evakuasi warga Kamboja di Korsel memang harus dilakukan dengan pertimbangan cermat. “Jika di awal bulan ini kami memutuskan untuk mengevakuasi para pekerja, kami tak akan bisa lagi mencari pekerjaan bagi warga kami di Korsel,” jelas Hun Sen.
Namun, Hun Sen menyatakan, bahwa Pemerintah Kamboja masih mengawasi situasi di Semenanjung Korea. “Pemerintah telah mengambil tindakan tertentu jika terjadi perang,” tegasnya.
Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan Kamboja, saat ini ada sekitar 19.850 pekerja Kamboja yang bekerja di Korsel. Namun, tak diketahui berapa jumlah mahasiswa Kamboja yang tengah menuntut ilmu di Korsel.
Pada 30 Maret silam, Korea Utara (Korut) telah menyatakan, bahwa mereka memasuki tahap "keadaan perang" dengan Korsel. Lalu pada 5 April, Korut meminta kedutaan besar negara-negara asing untuk mempertimbangkan kemungkinan evakuasi, jika ketegangan kedua Korea kian meningkat.
"Meskipun situasi di Semenanjung Korea tetap tegang, tidak ada pertempuran yang akan terjadi," kata Hun Sen saat peresmian sebuah pagoda Buddha di provinsi Veng Prey, Senin (22/4/2013).
Putusan untuk melakukan evakuasi warga Kamboja di Korsel memang harus dilakukan dengan pertimbangan cermat. “Jika di awal bulan ini kami memutuskan untuk mengevakuasi para pekerja, kami tak akan bisa lagi mencari pekerjaan bagi warga kami di Korsel,” jelas Hun Sen.
Namun, Hun Sen menyatakan, bahwa Pemerintah Kamboja masih mengawasi situasi di Semenanjung Korea. “Pemerintah telah mengambil tindakan tertentu jika terjadi perang,” tegasnya.
Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Pelatihan Kejuruan Kamboja, saat ini ada sekitar 19.850 pekerja Kamboja yang bekerja di Korsel. Namun, tak diketahui berapa jumlah mahasiswa Kamboja yang tengah menuntut ilmu di Korsel.
Pada 30 Maret silam, Korea Utara (Korut) telah menyatakan, bahwa mereka memasuki tahap "keadaan perang" dengan Korsel. Lalu pada 5 April, Korut meminta kedutaan besar negara-negara asing untuk mempertimbangkan kemungkinan evakuasi, jika ketegangan kedua Korea kian meningkat.
(esn)