FBI sebar video dan foto terduga pelaku bom Boston
A
A
A
Sindonews.com - Biro Investigasi Federal (FBI) merilis foto dan video dua orang yang diduga sebagai pelaku pengeboman di Boston Marathon, Senin (15/4) lalu. FBI pun meminta masyarakat yang mengetahui keberadaan dua orang tersebut untuk memberikan laporan kepada mereka.
Dalam video CCTV tersebut terlihat dua pria yang memakai topi baseball. Mereka sama-sama menggandeng sebuah tas ransel yang diduga sebagai tempat menyimpan bom. Salah satu dari mereka terlihat meletakkan tas ransel hitam di lokasi ledakan kedua dalam serangan itu. Keduanya terlihat berjalan bersama melalui kerumunan.
"Seseorang di luar sana tahu orang-orang ini...meskipun mungkin sulit, bangsa ini mengandalkan orang-orang dengan informasi untuk maju dan memberikannya kepada kami,"kata Kepala Kantor FBI di Boston, Rick Deslauriers seperti dilansir NBC News, Jumat (19/4/2013) dini hari WIB.
FBI mengimbau masyarakat untuk tidak mengambil tindakan sendiri. Sebab, FBI menilai kedua orang itu berbahaya. "Kami menganggap mereka bersenjata dan sangat berbahaya. Tak ada yang harus mendekati mereka...Jika Anda melihat orang-orang ini, hubungi penegak hukum,"imbuh Deslauriers.
Dalam video CCTV tersebut terlihat dua pria yang memakai topi baseball. Mereka sama-sama menggandeng sebuah tas ransel yang diduga sebagai tempat menyimpan bom. Salah satu dari mereka terlihat meletakkan tas ransel hitam di lokasi ledakan kedua dalam serangan itu. Keduanya terlihat berjalan bersama melalui kerumunan.
"Seseorang di luar sana tahu orang-orang ini...meskipun mungkin sulit, bangsa ini mengandalkan orang-orang dengan informasi untuk maju dan memberikannya kepada kami,"kata Kepala Kantor FBI di Boston, Rick Deslauriers seperti dilansir NBC News, Jumat (19/4/2013) dini hari WIB.
FBI mengimbau masyarakat untuk tidak mengambil tindakan sendiri. Sebab, FBI menilai kedua orang itu berbahaya. "Kami menganggap mereka bersenjata dan sangat berbahaya. Tak ada yang harus mendekati mereka...Jika Anda melihat orang-orang ini, hubungi penegak hukum,"imbuh Deslauriers.
(esn)