Ribuan tentara Surah ditarik dari Dataran Tinggi Golan

Senin, 08 April 2013 - 17:37 WIB
Ribuan tentara Surah ditarik dari Dataran Tinggi Golan
Ribuan tentara Surah ditarik dari Dataran Tinggi Golan
A A A
Sindonews.com– Ribuan tentara Suriah yang menjaga Daratan Tinggi Golan dilaporkan telah ditarik ke lokasi pertempuran yang lebih dekat dengan Ibu Kota Damaskus, seperti dilaporkan Guardian, Minggu (7/4/2013).

"Mereka (pemerintah Suriah) telah memindahkan beberapa batalyon terbaik mereka yang di tempatkan jauh dari Golan. Ini adalah sebuah pergerakan yang sangat signifikan," ungkap seorang diplomatik barat kepada Guardian.

"Mereka lantas menggantikannya dengan batalyon kualitas lebih rendah, yang berdampak pada pengurangan kekuatan di Dataran Tinggi Golan," imbuh diplomat tersebut.

Penarikan ribuan personel ini semakin memicu kekhawatiran Israel. Mereka takut kelompok jihad akan menjadikan wilayah tersebut sebagai medan pertahanan untuk menyerang wilayah yang dikontrol oleh Pasukan Perdamaaian PBB di bawah misi UNDOF.

Pasalnya, berdasarkan bukti yang telah mereka kumpulkan dalam satu tahun terakhir menunjukan, pemberontak yang termasuk kelompok ekstrimis Islam dan anggota al-Qaeda berusaha menciptakan sebuah wilayah pijakan baru di Suriah.

Selama 40 tahun terakhir, wilayah timur Dataran Tinggi Golan dijaga oleh empat divisi tentara Suriah. Sepanjang kurun waktu itu, wilayah yang berbatasan langsung dengan Israel tersebut relatif aman.

"Yang paling penting saat ini adalah pasukan UNDOF. Kami tahu, negara yang mengirimkan tentaranya ke wilayah tersebut punya kekhawatiran yang sama dengan kami," ungkap seorang pejabat senior pemerintah Israel, seperti dilansri Jpost.

"Kami sedang berunding dengan sejumlah negara, soal apa yang akan mereka lakukan jika situasi di sana menjadi semakin buruk. Kami menyadari beberapa negara ragu dan ini adalah situasi yang sangat bermasalah," imbuh pejabat Israel tersebut.

Seperti diketahui, Isreal merebut wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah setelah terlibat pertempuran sengit selama 6 hari pada 1976 silam. Kemudian, pada 1981, negara ini mengklaim wilayah tersebut. Namun, tindakan ini tak mendapat dukungan dari masyarakat internasional.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5412 seconds (0.1#10.140)