22 tewas dalam aksi bom bunuh diri di Irak
A
A
A
Sindonews.com – Seorang pembom bunuh diri menewaskan 22 orang dan melukai 60 lainnya. Serangan ini terjadi di sebuah tempat kampanye pemilu yang ramai dikunjungi orang di Kota Baquba, Sabtu (6/4/2013).
Pembom bunuh diri menyerang sebuah kampanye yang digelar oleh calon dari etnis Sunni, al-Muthanna Jorani. Dalam serangan yang terjadi di kota yang terletak 65 km timur laut dari ibu kota Baghdad itu, Jorani sendiri lolos tanpa cedera.
Calon yang maju dalam pemilu di Irak sering memasang tenda selama kampanye sebagai ajang untuk bertemu pemilih potensial dan menjelaskan kebijakan mereka.
"Serangan pertama berupa sebuah granat tangan yang dilemparkan ke arah tenda kampanye di mana saya berada,” kata seorang saksi mata yang terluka dalam serangan itu kepada Reuters melalui telepon dari rumah sakit.
"Orang-orang berlarian ke segala arah dan potongan-potongan kursi tersebar ke seluruh tempat. Beberapa detik kemudian, sebuah ledakan terjadi di tenda yang sama," lanjutnya.
Ketegangan sektarian dan etnis telah meningkat sejak penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak pada Desember 201. Puluhan ribu kaum Sunni melakukan protes jalanan di Anbar dan provinsi lainnya terhadap pemerintah Irak pimpinan kaum Syiah.
Pembom bunuh diri menyerang sebuah kampanye yang digelar oleh calon dari etnis Sunni, al-Muthanna Jorani. Dalam serangan yang terjadi di kota yang terletak 65 km timur laut dari ibu kota Baghdad itu, Jorani sendiri lolos tanpa cedera.
Calon yang maju dalam pemilu di Irak sering memasang tenda selama kampanye sebagai ajang untuk bertemu pemilih potensial dan menjelaskan kebijakan mereka.
"Serangan pertama berupa sebuah granat tangan yang dilemparkan ke arah tenda kampanye di mana saya berada,” kata seorang saksi mata yang terluka dalam serangan itu kepada Reuters melalui telepon dari rumah sakit.
"Orang-orang berlarian ke segala arah dan potongan-potongan kursi tersebar ke seluruh tempat. Beberapa detik kemudian, sebuah ledakan terjadi di tenda yang sama," lanjutnya.
Ketegangan sektarian dan etnis telah meningkat sejak penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak pada Desember 201. Puluhan ribu kaum Sunni melakukan protes jalanan di Anbar dan provinsi lainnya terhadap pemerintah Irak pimpinan kaum Syiah.
(esn)