AS tempatkan sistem pertahanan rudal di Guam
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Chuck Hagel mengatakan, dalam beberapa pekan mendatang, mereka akan mengerahkan sebuah sistem pertahanan rudal balistik atau yang dikenal dengan Terminal High Altitude Area Defense System (THAAD) di pangkalan Guam.
Hagel mengatakan, langkah tersebut merupakan langkah pencegahan, sekaligus memperkuat postur pertahanan regional untuk melawan ancaman rudal balistik Korut.
"Sebab, Korut terus menyebar ancaman berbahaya yang menimbulkan ancaman nyata dan jelas terhadapan kepentingan sekutu kami, yakini Korea Selatan (Korsel) dan Jepang," ujar Hagel.
Ancaman serangan yang dilontarkan Korea Utara (Korut) adalah sebuah bentuk bahaya yang nyata dan jelas terhadap AS dan juga sekutunya, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
"Saat ini, mereka punya kapasitas nuklir dan juga mampu melancarkan serangan dengan menggunakan rudal," ungkap Hagel.
"Kami menangapi ancaman itu dengan serius dan kami juga akan menyikapi ancaman tersebut dengan serius. Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan pemerintah China dan sejumlah negara lain untuk meredakan situasi yang terjadi di Semenanjung Korea," terang Hagel
"Saya berharap Korut menghentikan retorika berbahaya ini," imbuh Hagel. Ia menuturkan, bahwa AS telah mencoba membujuk Korut.
"Ada jalan lain yang lebih bertanggung jawab bagi Korut untuk menciptakan perdamaian. Mereka harus bekerjasama dengan tetangga mereka dan juga menjadi bagian dari masyarakat internasional yang bertangggung jawab," terang Hagel.
Seperti diketahui, Staf Umum Tentara Korut, bahwa pemerintah negara komunis itu akhirnya setuju melancarkan serangan militer tanpa belas kasih kepada AS. Serangan yang akan dilancarkan oleh Korut akan melibatkan penggunaan senjata nuklir mutakhir.
"Ledakan dari senjata ini terjadi sangat cepat dan perang dapat pecah di Semenanjung Korea hari ini atau besok," ungkap pernyataan tersebut.
Hagel mengatakan, langkah tersebut merupakan langkah pencegahan, sekaligus memperkuat postur pertahanan regional untuk melawan ancaman rudal balistik Korut.
"Sebab, Korut terus menyebar ancaman berbahaya yang menimbulkan ancaman nyata dan jelas terhadapan kepentingan sekutu kami, yakini Korea Selatan (Korsel) dan Jepang," ujar Hagel.
Ancaman serangan yang dilontarkan Korea Utara (Korut) adalah sebuah bentuk bahaya yang nyata dan jelas terhadap AS dan juga sekutunya, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
"Saat ini, mereka punya kapasitas nuklir dan juga mampu melancarkan serangan dengan menggunakan rudal," ungkap Hagel.
"Kami menangapi ancaman itu dengan serius dan kami juga akan menyikapi ancaman tersebut dengan serius. Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan pemerintah China dan sejumlah negara lain untuk meredakan situasi yang terjadi di Semenanjung Korea," terang Hagel
"Saya berharap Korut menghentikan retorika berbahaya ini," imbuh Hagel. Ia menuturkan, bahwa AS telah mencoba membujuk Korut.
"Ada jalan lain yang lebih bertanggung jawab bagi Korut untuk menciptakan perdamaian. Mereka harus bekerjasama dengan tetangga mereka dan juga menjadi bagian dari masyarakat internasional yang bertangggung jawab," terang Hagel.
Seperti diketahui, Staf Umum Tentara Korut, bahwa pemerintah negara komunis itu akhirnya setuju melancarkan serangan militer tanpa belas kasih kepada AS. Serangan yang akan dilancarkan oleh Korut akan melibatkan penggunaan senjata nuklir mutakhir.
"Ledakan dari senjata ini terjadi sangat cepat dan perang dapat pecah di Semenanjung Korea hari ini atau besok," ungkap pernyataan tersebut.
(esn)