Korsel siap respon provokasi Korut
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye menginstruksikan militer negara itu untuk menyisihkan setiap pertimbangan politik dan merespon dengan kuat setiap provokasi yang dilakukan Korea Utara (Korut). Instruksi tersebut disampaikan Geun-hye usai menggelar rapat pengarahaan kebijakan keamanan tahunan bersama Menteri Pertahanan Korsel, Kim Kwan-jin, Senin (1/4/2013).
"Alasan mengapa sebuah negara memiliki tentara adalah untuk melindungi negara dan juga rakyatnya dari setiap ancaman. Jika sebuah provokasi mengancam rakyat dan juga negara kita, maka kita harus merespon dengan kuat setiap tindakan provokasi yang dilakukan Utara terlepas dari konsekuensi ataupun pertimbangan politik," ungkap Geun-hye, seperti dilansir Yonhap, kantor berita Korsel.
Geun-hye mengaku telah membuat sebuah keputusan yang sangat sulit saat menggelar rapat bersama Kwan-jin. Rapat tersebut digelar untuk merumuskan kebijakan guna menanggapi berbagai ancaman yang terus dilontarkan Korut dalam beberapa pekan belakangan, seperti menghentikan kesepakatan gencatan senjata dengan Korsel, memutuskan hotline dengan Selatan, dan yang terbaru memasuki fase perang dalam hubungan diplomatik dengan selatan.
"Sebagai komando tertinggi Angkatan Bersenjata Korsel, saya percaya dengan keputusan militer Korsel untuk menghadapi provokasi dadakan dan mengejutkan yang dilakukan Korut. Dengan ini, saya mempersilahkan militer menjalani tugas untuk menjaga kesematan rakyat tanpa ragu sedikitpun," kata Geun-hye.
Kementrian Pertahanan Korsel lantas mengumumkan rencana baru mereka dalam menanggapi Korut adalah dengan melakukan pencegahan aktif. "Dengan kebijakan baru tersebut, Korsel dapat saja meluncurkan serangan, jika mereka menemukan tanda-tanda serangan nuklir ataupun rudal dari Korut," ungkap Kwan-jin.
"Militer Korsel akan membangun sebuah sistem penyerangan yang membuat mereka dengan cepat menetralisir ancaman rudal dan nuklir yang ditembakan Korut. Selain itu, kami juga akan meningkatkan kemampuan militer untuk melakukan pengintaian dan pengawasan," lanjut Kwan-jin.
"Kementerian Pertahahan juga sebuah sistem pertahanan rudal. Sebuah sistem yang mampu mendeteksi, menargetkan, dan menghancurkan nuklir dan rudal Korut, yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2015," tambah Kwan-jin.
"Alasan mengapa sebuah negara memiliki tentara adalah untuk melindungi negara dan juga rakyatnya dari setiap ancaman. Jika sebuah provokasi mengancam rakyat dan juga negara kita, maka kita harus merespon dengan kuat setiap tindakan provokasi yang dilakukan Utara terlepas dari konsekuensi ataupun pertimbangan politik," ungkap Geun-hye, seperti dilansir Yonhap, kantor berita Korsel.
Geun-hye mengaku telah membuat sebuah keputusan yang sangat sulit saat menggelar rapat bersama Kwan-jin. Rapat tersebut digelar untuk merumuskan kebijakan guna menanggapi berbagai ancaman yang terus dilontarkan Korut dalam beberapa pekan belakangan, seperti menghentikan kesepakatan gencatan senjata dengan Korsel, memutuskan hotline dengan Selatan, dan yang terbaru memasuki fase perang dalam hubungan diplomatik dengan selatan.
"Sebagai komando tertinggi Angkatan Bersenjata Korsel, saya percaya dengan keputusan militer Korsel untuk menghadapi provokasi dadakan dan mengejutkan yang dilakukan Korut. Dengan ini, saya mempersilahkan militer menjalani tugas untuk menjaga kesematan rakyat tanpa ragu sedikitpun," kata Geun-hye.
Kementrian Pertahanan Korsel lantas mengumumkan rencana baru mereka dalam menanggapi Korut adalah dengan melakukan pencegahan aktif. "Dengan kebijakan baru tersebut, Korsel dapat saja meluncurkan serangan, jika mereka menemukan tanda-tanda serangan nuklir ataupun rudal dari Korut," ungkap Kwan-jin.
"Militer Korsel akan membangun sebuah sistem penyerangan yang membuat mereka dengan cepat menetralisir ancaman rudal dan nuklir yang ditembakan Korut. Selain itu, kami juga akan meningkatkan kemampuan militer untuk melakukan pengintaian dan pengawasan," lanjut Kwan-jin.
"Kementerian Pertahahan juga sebuah sistem pertahanan rudal. Sebuah sistem yang mampu mendeteksi, menargetkan, dan menghancurkan nuklir dan rudal Korut, yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2015," tambah Kwan-jin.
(esn)