Perkuat sistem pertahanan rudal, China peringatkan AS
A
A
A
Sindonews.com - Hong Lei, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mendesak Amerika Serikat (AS) untuk "bertindak hati-hati." Pemerintah China memperingatkan AS, bahwa rencana mereka untuk memperkuat sistem pertahanan rudal untuk menanggapi ancaman Korea Utara hanya akan mengintensifkan antagonisme.
"Semua upaya peningkatan kapasitas militer hanya akan mengintensifkan antagonisme dan tidak akan membantu untuk memecahkan masalah," ungkap Lei seperti dilansir Presstv.
""Kami berharap, bahwa pihak-pihak terkait mengadopsi sikap bertanggung jawab dan bertindak hati-hati menyikapi masalah ini," ungkap Lei. "Sejauh ini, Beijing selalu berusaha untuk mencegah proliferasi rudal," imbuh Lei.
Desakan China datang, setelah Chuck Hagel, Menteri Pertahanan AS pada pekan lalu mengumumkan, bahwa mereka akan menyebarkan 14 rudal pencegat baru di Alaska. Keputusan itu merupakan bentuk langkah pencegahan atas ancaman serangan nuklir Korut terhadap AS beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Hagel juga mengutarakan rencana AS untuk meningkatkan fasilitas rudal AS di Jepang.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat, setelah Korut melakukan uji coba nuklir ketiga mereka pada 12 Februari lalu. Uji coba ini memicu dijatuhkannya sanksi baru oleh Dewan Keamanan PBB atas Korut.
Awal bulan ini, situasi semakin memanas setelah Korsel memutuskan untuk tetap menggelar latihan perang bersama dengan AS selama dua bulan, meski Korut telah mengancam akan membatalkan perjanjian gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea di era 1950-1953.
Korut juga telah mengeluarkan ancaman akan melancarkan serangan nuklir pendahuluan sebagai bentuk pertahanan diri, jika AS berani menyalakan “sumbu perang nuklir".
“Latihan perang bersama Korsel dan AS adalah sasaran utama habis-habisan sebagai tindakan untuk mempertahankan kedaulatan dan target pertama serangan tanpa ampun," jelas sang jubir.
"Semua upaya peningkatan kapasitas militer hanya akan mengintensifkan antagonisme dan tidak akan membantu untuk memecahkan masalah," ungkap Lei seperti dilansir Presstv.
""Kami berharap, bahwa pihak-pihak terkait mengadopsi sikap bertanggung jawab dan bertindak hati-hati menyikapi masalah ini," ungkap Lei. "Sejauh ini, Beijing selalu berusaha untuk mencegah proliferasi rudal," imbuh Lei.
Desakan China datang, setelah Chuck Hagel, Menteri Pertahanan AS pada pekan lalu mengumumkan, bahwa mereka akan menyebarkan 14 rudal pencegat baru di Alaska. Keputusan itu merupakan bentuk langkah pencegahan atas ancaman serangan nuklir Korut terhadap AS beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Hagel juga mengutarakan rencana AS untuk meningkatkan fasilitas rudal AS di Jepang.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat, setelah Korut melakukan uji coba nuklir ketiga mereka pada 12 Februari lalu. Uji coba ini memicu dijatuhkannya sanksi baru oleh Dewan Keamanan PBB atas Korut.
Awal bulan ini, situasi semakin memanas setelah Korsel memutuskan untuk tetap menggelar latihan perang bersama dengan AS selama dua bulan, meski Korut telah mengancam akan membatalkan perjanjian gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea di era 1950-1953.
Korut juga telah mengeluarkan ancaman akan melancarkan serangan nuklir pendahuluan sebagai bentuk pertahanan diri, jika AS berani menyalakan “sumbu perang nuklir".
“Latihan perang bersama Korsel dan AS adalah sasaran utama habis-habisan sebagai tindakan untuk mempertahankan kedaulatan dan target pertama serangan tanpa ampun," jelas sang jubir.
(esn)