Korut minta warga di pulau perbatasan segera menyingkir
A
A
A
Sindonews.com - Korea Utara (Korut) terus menggertak Korea Selatan (Korsel). Kemarin situs propaganda Korut memperingatkan serangan akan diluncurkan ke beberapa pulau perbatasan di Korsel.
Korut bahkan meminta warga di pulau perbatasan segera pergi. Situs Uriminzokkiri yang terkait dengan rezim pemerintahan menyebutkan, Korut juga menargetkan Pulau Yeonpyeong yang sempat diserang pada 2010 dan menewaskan empat warga Korsel. ”Pilihan paling bijaksana ketika api berjatuhan di atas kepala Anda adalah dengan terus berlari,” terang editorial yang dipublikasikan pada Jumat (15/3) lalu.
"Bahkan, percikan disengaja oleh pihak yang berperang dalam permainan perang dapat tumbuh menjadi api. Dan kerusakan bagi mereka yang tinggal di sepanjang perbatasan dan di lima pulau di barat akan menjadi besar,” tambah situs tersebut. Mereka juga memperingatkan konsekuensi yang begitu besar jika ketegangan di perbatasan itu semakin meningkat.
"Pada saat seperti ini, akan lebih baik bagi warga di lima pulau perbatasan seperti Baengnyeong dan Yeonpyeong, wilayah perbatasan terbesar antardua Korea untuk segera keluar dari wilayah itu segera mungkin,” terang pernyataan itu. Menanggapi hal ini, warga Korsel yang tinggal di pulau perbatasan dengan Korut hanya bersikap biasa dan mengabaikan peringatan yang diberikan Pyongyang.
Diketahui, Pyongyang telah membuat serangkaian ancaman sejak tes nuklir ketiganya pada 12 Februari yang mendorong pemberian sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ancaman sebelumnya dari Korut sempat membuat sekitar 5.000 warga Baengnyeong dilanda kepanikan. "Tidak ada tanda kepanikan atau eksodus besar-besaran. Warga tampaknya telah terbiasa dengan ancaman ini,” ungkap seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada AFP.
Kemarin, Korut juga menegaskan pihaknya tidak akan "memperdagangkan” program senjata nuklirnya hanya demi mendapatkan bantuan internasional. Mereka juga menekankan sikapnya tidak akan tergoyahkan untuk tetap mempertahankan program ini. ”Amerika Serikat (AS) sangat keliru jika berpikir Korut yang memiliki nuklir akan digunakan sebagai bentuk tawar-menawar untuk barter yang disebut hadiah ekonomi,” terang pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut menolak tuduhan AS bahwa pihaknya menggunakan program nuklir ini untuk mengancam negara tetangganya agar memberikan bantuan yang diperlukan, dikutip AFP.
Korut bahkan meminta warga di pulau perbatasan segera pergi. Situs Uriminzokkiri yang terkait dengan rezim pemerintahan menyebutkan, Korut juga menargetkan Pulau Yeonpyeong yang sempat diserang pada 2010 dan menewaskan empat warga Korsel. ”Pilihan paling bijaksana ketika api berjatuhan di atas kepala Anda adalah dengan terus berlari,” terang editorial yang dipublikasikan pada Jumat (15/3) lalu.
"Bahkan, percikan disengaja oleh pihak yang berperang dalam permainan perang dapat tumbuh menjadi api. Dan kerusakan bagi mereka yang tinggal di sepanjang perbatasan dan di lima pulau di barat akan menjadi besar,” tambah situs tersebut. Mereka juga memperingatkan konsekuensi yang begitu besar jika ketegangan di perbatasan itu semakin meningkat.
"Pada saat seperti ini, akan lebih baik bagi warga di lima pulau perbatasan seperti Baengnyeong dan Yeonpyeong, wilayah perbatasan terbesar antardua Korea untuk segera keluar dari wilayah itu segera mungkin,” terang pernyataan itu. Menanggapi hal ini, warga Korsel yang tinggal di pulau perbatasan dengan Korut hanya bersikap biasa dan mengabaikan peringatan yang diberikan Pyongyang.
Diketahui, Pyongyang telah membuat serangkaian ancaman sejak tes nuklir ketiganya pada 12 Februari yang mendorong pemberian sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ancaman sebelumnya dari Korut sempat membuat sekitar 5.000 warga Baengnyeong dilanda kepanikan. "Tidak ada tanda kepanikan atau eksodus besar-besaran. Warga tampaknya telah terbiasa dengan ancaman ini,” ungkap seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada AFP.
Kemarin, Korut juga menegaskan pihaknya tidak akan "memperdagangkan” program senjata nuklirnya hanya demi mendapatkan bantuan internasional. Mereka juga menekankan sikapnya tidak akan tergoyahkan untuk tetap mempertahankan program ini. ”Amerika Serikat (AS) sangat keliru jika berpikir Korut yang memiliki nuklir akan digunakan sebagai bentuk tawar-menawar untuk barter yang disebut hadiah ekonomi,” terang pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut menolak tuduhan AS bahwa pihaknya menggunakan program nuklir ini untuk mengancam negara tetangganya agar memberikan bantuan yang diperlukan, dikutip AFP.
(esn)