Tahanan Palestina mogok makan & tolak minum air
A
A
A
Sindonews.com – Samer Issawi, seorang tahanan Palestina yang telah melakukan aksi mogok makan selama 223 hari, melakukan aksi tambahan dengan menolak minum air. “Issawi mulai menolak semua cairan pada awal pekan ini,” kata Jawad Bulous, pengacara Issawi, Rabu (13/3/2013), seperti dikutip dari Ma’an News.
Menurut Bulous, menolak semua cairan dilakukan kliennya sebagai bentuk protes keharusan menggunakan rantai kaki dan belenggu di ranjang rumah sakit. “Mengikat Isswai di tempat tidur adalah tindakan yang tidak manusiawi,” tegas Bulous.
Bulous mengataka, saat ia mengunjungi kamar Issawi, ia mendapati tujuh petugas penjara Israel sedang makan di hadapan kliennya dengan tujuan menyiksa mental Issawi. “Dokter telah berusaha meyakinkan Issawi untuk minum air dan takut ia mungkin akan mati setiap saat, sebab tekanan darahnya sangat rendah,” jelas Bulous.
Issawi ditangkap oleh aparat Israel pada 7 Juli tahun lalu dan dituduh telah melanggar ketentuan pembebasannya di karena meninggalkan Yerusalem. Issawi telah melakukan mogok makan sejak 1 Agustus 2012 untuk memprotes pelanggaran amnesti Israel dan penahanannya. Karena kondisinya yang kian parah, Issawi dipindahkan dari penjara Ramle ke Kaplan Medical Center pada akhir Februari silam.
Aksi mogok makan yang dilakukan Issawi dan sejumlah tahanan Palestina lain di dalam penjara Israel telah memicu aksi solidaritas dan demonstrasi di Tepi Barat dan Jalus Gaza. Warga Palestina yang berdemonstrasi kerap terlibat bentrokan denga tentara Israel.
Menurut Bulous, menolak semua cairan dilakukan kliennya sebagai bentuk protes keharusan menggunakan rantai kaki dan belenggu di ranjang rumah sakit. “Mengikat Isswai di tempat tidur adalah tindakan yang tidak manusiawi,” tegas Bulous.
Bulous mengataka, saat ia mengunjungi kamar Issawi, ia mendapati tujuh petugas penjara Israel sedang makan di hadapan kliennya dengan tujuan menyiksa mental Issawi. “Dokter telah berusaha meyakinkan Issawi untuk minum air dan takut ia mungkin akan mati setiap saat, sebab tekanan darahnya sangat rendah,” jelas Bulous.
Issawi ditangkap oleh aparat Israel pada 7 Juli tahun lalu dan dituduh telah melanggar ketentuan pembebasannya di karena meninggalkan Yerusalem. Issawi telah melakukan mogok makan sejak 1 Agustus 2012 untuk memprotes pelanggaran amnesti Israel dan penahanannya. Karena kondisinya yang kian parah, Issawi dipindahkan dari penjara Ramle ke Kaplan Medical Center pada akhir Februari silam.
Aksi mogok makan yang dilakukan Issawi dan sejumlah tahanan Palestina lain di dalam penjara Israel telah memicu aksi solidaritas dan demonstrasi di Tepi Barat dan Jalus Gaza. Warga Palestina yang berdemonstrasi kerap terlibat bentrokan denga tentara Israel.
(esn)