Assad akan tetap ikut pemilu Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Suriah saat ini, Bashar al-Assad akan tetap mengambil bagian dalam pemilu presiden berikutnya di Suriah pada 2014 mendatang. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, Sabtu (2/3/2013).
Selama ini, Iran adalah sekutu dekat rezim Presiden Assad. Penegasan ini disampaikan Salehi di Teheran, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallem.
"Pada pemilu berikutnya, Presiden Assad, seperti orang lain, akan ambil bagian. Dan, orang-orang Suriah akan memilih siapa saja yang mereka inginkan," kata Salehi. Dalam kesempatan ini, Salehi juga menyampaikan sikapnya soal Presiden Assad.
"Posisi resmi Iran adalah, bahwa Assad akan tetap menjadi presiden yang sah, sampai pemilihan berikutnya pada tahun 2014,” tegas Salehi.
Muallem tiba di Teheran untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mengakhiri konflik yang sudah berlangsung hampir dua tahun di Suriah. Kunjungan ini terlaksana, setelah satu pekan diplomasi internasional yang bertujuan untuk mengakhiri pertumpahan darah.
"Kami percaya, bahwa krisis tidak memiliki solusi militer dan hanya satu politik Suriah. Pertama, Iran ingin menghentikan pertumpahan darah, namun pemerintah Suriah tidak punya pilihan selain melawan para teroris. Dan, kami tidak bisa meminta pemerintah Suriah untuk tidak melakukannya dan meninggalkan mereka sendirian," tambah Salehi.
Selama ini, Iran adalah sekutu dekat rezim Presiden Assad. Penegasan ini disampaikan Salehi di Teheran, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Muallem.
"Pada pemilu berikutnya, Presiden Assad, seperti orang lain, akan ambil bagian. Dan, orang-orang Suriah akan memilih siapa saja yang mereka inginkan," kata Salehi. Dalam kesempatan ini, Salehi juga menyampaikan sikapnya soal Presiden Assad.
"Posisi resmi Iran adalah, bahwa Assad akan tetap menjadi presiden yang sah, sampai pemilihan berikutnya pada tahun 2014,” tegas Salehi.
Muallem tiba di Teheran untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mengakhiri konflik yang sudah berlangsung hampir dua tahun di Suriah. Kunjungan ini terlaksana, setelah satu pekan diplomasi internasional yang bertujuan untuk mengakhiri pertumpahan darah.
"Kami percaya, bahwa krisis tidak memiliki solusi militer dan hanya satu politik Suriah. Pertama, Iran ingin menghentikan pertumpahan darah, namun pemerintah Suriah tidak punya pilihan selain melawan para teroris. Dan, kami tidak bisa meminta pemerintah Suriah untuk tidak melakukannya dan meninggalkan mereka sendirian," tambah Salehi.
(esn)