Pemberontak Mali klaim serangan bom di Kidal
A
A
A
Sindonews.com – Kelompok pemberontak Mali yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda dan Jihad Islam di Afrika Barat (MUJAO) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom mobil di Kota Kidal yang melukai 2 orang.
Serangan bom mobil yang terjadi pada Kamis 21 Februari itu adalah serangan bom pertama dalam masa intervensi militer Perancis di Mali. Bom mobil ini meledak di dekat sebuah kamp yang dihuni pasukan Perancis dan Chad.
MUJAO mengaku tak kesulitan untuk masuk ke Kota Kidal dan meledakkan mobil, seperti yang direncanakan pemberontak. "Lebih banyak ledakan akan terjadi di seluruh wilayah kami," kata juru bicara MUJAO, Abu Walid Sahraoui.
Ia juga mengatakan, kelompok itu telah mengirimkan pejuang ke Kota Gao, di mana bentrokan dengan pasukan yang didukung Perancis tengah berlangsung. Masuknya kembali kaum pemberontak ke Kota Gao memang telah menimbulkan pertempuran sengit di kota itu.
Dilaporkan, sekitar 40 kaum pemberontak menyusup masuk ke Kota Gao melalui desa-desa di sekitar kota tersebut. Pemberontak membakar gedung pengadilan dan menduduki Balai Kota Gao.
Namun, Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian menegaskan, bahwa pasukan gabungan Perancis dan Mali akhirnya bisa memukul mundur pemberontak yang menyusup ke Gao. “Lima pemberontak tewas dalam pertempuran itu dan situasi telah kembali normal," ujar Le Drian.
Mundur dari pertempuran adalah taktik yang diterapkan oleh kaum pemberontak. “Pasukan kami telah diperintahkan untuk menyerang. Jika musuh lebih kuat, kita akan menarik kembali dan akan kembali jika lebih kuat, sampai kita membebaskan Gao," kata Sahraoui.
Serangan bom mobil yang terjadi pada Kamis 21 Februari itu adalah serangan bom pertama dalam masa intervensi militer Perancis di Mali. Bom mobil ini meledak di dekat sebuah kamp yang dihuni pasukan Perancis dan Chad.
MUJAO mengaku tak kesulitan untuk masuk ke Kota Kidal dan meledakkan mobil, seperti yang direncanakan pemberontak. "Lebih banyak ledakan akan terjadi di seluruh wilayah kami," kata juru bicara MUJAO, Abu Walid Sahraoui.
Ia juga mengatakan, kelompok itu telah mengirimkan pejuang ke Kota Gao, di mana bentrokan dengan pasukan yang didukung Perancis tengah berlangsung. Masuknya kembali kaum pemberontak ke Kota Gao memang telah menimbulkan pertempuran sengit di kota itu.
Dilaporkan, sekitar 40 kaum pemberontak menyusup masuk ke Kota Gao melalui desa-desa di sekitar kota tersebut. Pemberontak membakar gedung pengadilan dan menduduki Balai Kota Gao.
Namun, Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian menegaskan, bahwa pasukan gabungan Perancis dan Mali akhirnya bisa memukul mundur pemberontak yang menyusup ke Gao. “Lima pemberontak tewas dalam pertempuran itu dan situasi telah kembali normal," ujar Le Drian.
Mundur dari pertempuran adalah taktik yang diterapkan oleh kaum pemberontak. “Pasukan kami telah diperintahkan untuk menyerang. Jika musuh lebih kuat, kita akan menarik kembali dan akan kembali jika lebih kuat, sampai kita membebaskan Gao," kata Sahraoui.
(esn)