Menteri Suriah tawarkan dialog dengan kaum pemberontak
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Rekonsiliasi Nasional Suriah, Ali Haidar menawarkan dialog dengan kaum pemberontak Suriah. Ini adalah tawaran pertama yang dilayangkan rezim Presiden Bashar al-Assad, yang sebelumnya selalu mengidentifikasi kaum pemberontak sebagai teroris.
"Kami, pemerintah, dan saya pribadi akan bertemu tanpa pengecualian dengan kelompok oposisi Suriah di dalam dan di luar negeri,” kata Haidar dalam sidang parlemen, Senin (18/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
"Presiden negara telah mengatakan, bahwa kita akan mencoba dengan setiap orang yang melawan kita secara politis. Dan, bahkan pada mereka yang menggunakan kekutan, kita harus mencoba dengan mereka," lanjut Haidar, tanpa memberikan rincian.
Pada bulan lalu, Presiden Assad menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan melakukan dialog dengan orang-orang yang disebut pengkhianat atau “boneka yang dibuat oleh Barat". Haidar sendiri mengaku, bahwa pemerintah Suriah belum menerima undangan dari kaum pemberontak, yang sebelumnya telah mengaku melayangkan undangan dialog.
Meski Haidar sudah menyatakan membuka diri untuk dialog, namun belum bisa dipastikan apakah komentar Haidar yang tidak berada di dalam lingkaran dalam kekuasaan rezim Presiden Assad ini akan mencerminkan perubahan pada kebijakan pemerintah Suriah terhadap kaum pemberontak atau tidak.
Menurut Haidar, setiap pembicaraan harus dilakukan di Damaskus dan setiap anggota oposisi yang hadir harus "tanpa darah di tangan mereka".
"Kami, pemerintah, dan saya pribadi akan bertemu tanpa pengecualian dengan kelompok oposisi Suriah di dalam dan di luar negeri,” kata Haidar dalam sidang parlemen, Senin (18/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
"Presiden negara telah mengatakan, bahwa kita akan mencoba dengan setiap orang yang melawan kita secara politis. Dan, bahkan pada mereka yang menggunakan kekutan, kita harus mencoba dengan mereka," lanjut Haidar, tanpa memberikan rincian.
Pada bulan lalu, Presiden Assad menegaskan, bahwa pihaknya tidak akan melakukan dialog dengan orang-orang yang disebut pengkhianat atau “boneka yang dibuat oleh Barat". Haidar sendiri mengaku, bahwa pemerintah Suriah belum menerima undangan dari kaum pemberontak, yang sebelumnya telah mengaku melayangkan undangan dialog.
Meski Haidar sudah menyatakan membuka diri untuk dialog, namun belum bisa dipastikan apakah komentar Haidar yang tidak berada di dalam lingkaran dalam kekuasaan rezim Presiden Assad ini akan mencerminkan perubahan pada kebijakan pemerintah Suriah terhadap kaum pemberontak atau tidak.
Menurut Haidar, setiap pembicaraan harus dilakukan di Damaskus dan setiap anggota oposisi yang hadir harus "tanpa darah di tangan mereka".
(esn)