Turki minta Spanyol & Perancis ekstradisi anggota PKK
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Perancis dan Spanyol untuk mengekstradisi puluhan angggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang ditangkap oleh polisi Spanyol dan Prancis, Kamis (15/2/2013).
"Selama ini teroris tidak pernah diserahkan kepada kami. Sikap itu sangat tidak masuk akal, karena kami menginginkan hasil," ungkap Erdogan seperti dilansir Presstv
Erdogan menambahkan, bahwa Turki telah menandatangani perjanjian ekstradisi dengan Spanyol dan Perancis, kesepakatan umum bersama untuk melawan organisasi teroris. Sebelumnya, Erdogan juga mengkritik Uni Eropa (UE) yang dinilai telah gagal untuk mengambil langkah hukum terhadap kelompok yang mereka cap sebagai teroris. Dia juga menuduh UE melindungi tersangka teror yang terus melancarkan serangan di Turki. "Kesabaran (Turki) sudah habis," ungkap Erdogan.
Awal pekan lalu, pemerintah Prancis melaporkan telah menangkap 17 orang anggota senior PKK dalam rangka penyelidikan anti-teror. Di hari yang sama, polisi Spanyol mengatakan, mereka telah menangkap 11 anggota PKK di Madrid, Barcelona, dan wilayah pesisir Murcia dalam operasi "Cappadocia", operasi penyelidikan anti teror.
"Polisi telah memutus jaringan keuangan anggota teroris PKK di Spanyol. Selama proses penggerebekan, polisi meyita dua senjata dan uang tunai senilai 28 ribu Euro," ungkap Kementerian Dalam Negeri Spanyol, seperti dilansir hurriyetdailynews.
PKK yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, mengangkat senjata pada 1984 dalam upaya untuk menciptakan negara Kurdi di wilayah Tenggara Turki. Sejak itu, lebih dari 35 ribu orang telah tewas dalam konflik yang melibatkan berbagai kelompok.
"Selama ini teroris tidak pernah diserahkan kepada kami. Sikap itu sangat tidak masuk akal, karena kami menginginkan hasil," ungkap Erdogan seperti dilansir Presstv
Erdogan menambahkan, bahwa Turki telah menandatangani perjanjian ekstradisi dengan Spanyol dan Perancis, kesepakatan umum bersama untuk melawan organisasi teroris. Sebelumnya, Erdogan juga mengkritik Uni Eropa (UE) yang dinilai telah gagal untuk mengambil langkah hukum terhadap kelompok yang mereka cap sebagai teroris. Dia juga menuduh UE melindungi tersangka teror yang terus melancarkan serangan di Turki. "Kesabaran (Turki) sudah habis," ungkap Erdogan.
Awal pekan lalu, pemerintah Prancis melaporkan telah menangkap 17 orang anggota senior PKK dalam rangka penyelidikan anti-teror. Di hari yang sama, polisi Spanyol mengatakan, mereka telah menangkap 11 anggota PKK di Madrid, Barcelona, dan wilayah pesisir Murcia dalam operasi "Cappadocia", operasi penyelidikan anti teror.
"Polisi telah memutus jaringan keuangan anggota teroris PKK di Spanyol. Selama proses penggerebekan, polisi meyita dua senjata dan uang tunai senilai 28 ribu Euro," ungkap Kementerian Dalam Negeri Spanyol, seperti dilansir hurriyetdailynews.
PKK yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, mengangkat senjata pada 1984 dalam upaya untuk menciptakan negara Kurdi di wilayah Tenggara Turki. Sejak itu, lebih dari 35 ribu orang telah tewas dalam konflik yang melibatkan berbagai kelompok.
(esn)