Serang pangkalan AL Thailand, 17 gerilyawan tewas
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan gerilyawan melancarkan serangan ke pangkalan Angkatan Laut (AL) Thailand di Distrik Bacho, Provinsi Narathiwat, Rabu (13/2/2013) dini hari waktu setempat. Juru bicara militer Thailand mengatakan, sedikitnya 17 gerilyawan tewas serangan tersebut.
"Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, sebanyak 60 orang gerilyawan bersenjata melepaskan tembakan ke pangkalan AL di Bacho pukul 1.30 dini hari. Sedikitnya 17 militan dilaporkan tewas dalam serangan tersebut," kata Letjen Paradorn Pattanathabutr, Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Thailand, seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, Pramote Promin, Juru Bicara Komando Operasi Keamanan Internal Wilayah Empat mengatakan, satu dari belasan gerilyawan yang tewas adalah Jahmaso Jandravadi. Dia adalah seorang pemimpin pemberontak separatis yang bertanggung jawab atas serangan di Deep South awal bulan ini.
"Tidak ada korban tewas dari pihak AL Thailand. Semua pasukan kami aman," ungkap Promin seperti dilansir Xinhua. Promin mengungkapkan, serangan yang berlangsung selama 20 menit ini dapat ditangani dengan baik, sebab pihak AL Thailand sebelumnya telah mendapatkan informasi perihal penyerangan ini dari penduduk lokal.
Promin menambahkan, serangan kali ini ini merupakan salah satu yang paling ambisius yang dilancarkan oleh gerilyawan Thailand selatan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak Januari 2004, lebih dari 5 ribu orang tewas dan 9 ribu orang terluka dalam lebih dari 11 ribu insiden penyerangan yang terjadi di tiga provinsi di Thailand selatan yang berbatasan dengan Malaysia. Tiga provinsi itu adalah Yala, Pattani, Narathiwat, dan empat Distrik di Provinsi Songkhla.
Sejak akhir pekan lalu, gerilyawan Thailand selatan gencar melakukan serangan terhadap militer Thailand. Pekan lalu, lima orang tentara dan dua warga sipil menjadi korban serangan itu.
Menanggapi serangan tersebut, Pemerintah Thailand sedang mempertimbangkan proposal yang diajukan oleh Deputi Perdana Menteri Chalerm Yubamrung untuk menetapkan jam malam. Tapi, langkah itu ditentang oleh para pemimpin lokal, kebijakan itu tidak efektif dan malah akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga.
"Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, sebanyak 60 orang gerilyawan bersenjata melepaskan tembakan ke pangkalan AL di Bacho pukul 1.30 dini hari. Sedikitnya 17 militan dilaporkan tewas dalam serangan tersebut," kata Letjen Paradorn Pattanathabutr, Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Thailand, seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, Pramote Promin, Juru Bicara Komando Operasi Keamanan Internal Wilayah Empat mengatakan, satu dari belasan gerilyawan yang tewas adalah Jahmaso Jandravadi. Dia adalah seorang pemimpin pemberontak separatis yang bertanggung jawab atas serangan di Deep South awal bulan ini.
"Tidak ada korban tewas dari pihak AL Thailand. Semua pasukan kami aman," ungkap Promin seperti dilansir Xinhua. Promin mengungkapkan, serangan yang berlangsung selama 20 menit ini dapat ditangani dengan baik, sebab pihak AL Thailand sebelumnya telah mendapatkan informasi perihal penyerangan ini dari penduduk lokal.
Promin menambahkan, serangan kali ini ini merupakan salah satu yang paling ambisius yang dilancarkan oleh gerilyawan Thailand selatan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak Januari 2004, lebih dari 5 ribu orang tewas dan 9 ribu orang terluka dalam lebih dari 11 ribu insiden penyerangan yang terjadi di tiga provinsi di Thailand selatan yang berbatasan dengan Malaysia. Tiga provinsi itu adalah Yala, Pattani, Narathiwat, dan empat Distrik di Provinsi Songkhla.
Sejak akhir pekan lalu, gerilyawan Thailand selatan gencar melakukan serangan terhadap militer Thailand. Pekan lalu, lima orang tentara dan dua warga sipil menjadi korban serangan itu.
Menanggapi serangan tersebut, Pemerintah Thailand sedang mempertimbangkan proposal yang diajukan oleh Deputi Perdana Menteri Chalerm Yubamrung untuk menetapkan jam malam. Tapi, langkah itu ditentang oleh para pemimpin lokal, kebijakan itu tidak efektif dan malah akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga.
(esn)