Ricuh dipenjara Venezuela, 54 orang tewas
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya 54 orang dilaporkan tewas sementara 88 orang terluka dalam ricuh di penjara Uribana, negara bagian Lara, Venezuela, Jumat (25/1/2013). Kericuhan terjadi saat pihak penjara hendak merazia senjata ilegal dalam sel para tahanan.
Iris Varela, Menteri Pemerintah yang bertugas menangani kerusuhan dalam penjara mengatakan situasi ditahanan mendadak ricuh setelah nara pidana tiba-tiba memberontak saat para pasukan garda nasional hendak merazia senjata ilegal milik para tahanan di dalam sel.
"Sebagian besar korban menderita luka tembak. 14 orang diantara korban yang terluka menderita luka cukup parah dan harus dioperasi," ungkap Ruy Madina, Direktur Rumah Sakit tempat para tahanan dirawat seperti dilansir al-Jazeera, Sabtu (26/1/2013).
Madina mengatakan salah satu diantara korban tewas adalah seorang pendeta, anggota Pasukan Nasional dan sisanya adalah para tahanan.
Sementara itu, Carlos Nieto Palma, koordinator dari organisasi non-pemerintah "A Window to Freedom" yang membela hak-hak tahanan Venezuela, mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban tewas dapat bertambah.
“Razia senjata merupakan prosedur normal yang rutin dilakukan oleh pihak penjara. Berdasarkan banyaknya insiden yang pernah terjadi, penjara Uribana merupakan penjara paling berbahaya di Venezuela. Penjara itu juga menampung hampir sekitar 50 ribu tahanan, kelebihan 36 ribu dari kapasitas hunian normal, " ungkap Palma.
Iris Varela, Menteri Pemerintah yang bertugas menangani kerusuhan dalam penjara mengatakan situasi ditahanan mendadak ricuh setelah nara pidana tiba-tiba memberontak saat para pasukan garda nasional hendak merazia senjata ilegal milik para tahanan di dalam sel.
"Sebagian besar korban menderita luka tembak. 14 orang diantara korban yang terluka menderita luka cukup parah dan harus dioperasi," ungkap Ruy Madina, Direktur Rumah Sakit tempat para tahanan dirawat seperti dilansir al-Jazeera, Sabtu (26/1/2013).
Madina mengatakan salah satu diantara korban tewas adalah seorang pendeta, anggota Pasukan Nasional dan sisanya adalah para tahanan.
Sementara itu, Carlos Nieto Palma, koordinator dari organisasi non-pemerintah "A Window to Freedom" yang membela hak-hak tahanan Venezuela, mengatakan kepada BBC bahwa jumlah korban tewas dapat bertambah.
“Razia senjata merupakan prosedur normal yang rutin dilakukan oleh pihak penjara. Berdasarkan banyaknya insiden yang pernah terjadi, penjara Uribana merupakan penjara paling berbahaya di Venezuela. Penjara itu juga menampung hampir sekitar 50 ribu tahanan, kelebihan 36 ribu dari kapasitas hunian normal, " ungkap Palma.
(esn)