Mesir menentang intervensi militer di Mali
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Mesir Mohammad Morsi menegaskan, bahwa ia menentang aksi militer yang dipimpin Perancis di Mali. Hal ini disampaikan Morsi dalam pertemuan dengan sesama pemimpin Arab di Riyadh, Arab Saudi, Senin (21/1/2013).
"Kami tidak bisa menerima sama sekali intervensi militer di Mali, karena hal ini akan menyulut konflik di wilayah tersebut," kata Morsi pada pembukaan pertemuan puncak ekonomi di ibu kota Arab Saudi itu.
Pada awal pekan ini, pasukan Perancis dan Mali berhasil merebut kembali kota-kota kunci di Mali, seperti Diabaly dan Douentza. Hal ini dilakukan untuk mengusir kaum pemberontak yang memiliki kaitan dengan al-Qaeda, yang menguasai wilayah utara negara itu.
Tapi, Morsi berpendapat, bahwa intervensi di Mali harus dilakukan dengan cara damai. Ia juga menyerukan pendanaan bagi pembangunan di negara Afrika tersebut.
"Kami tidak menerima ekstremisme, kekerasan, atau agresi terhadap warga sipil. Tetapi, kita juga tidak ingin membuat pertumpahan darah baru," lanjut Morsi.
Intervensi militer Perancis di Mali sudah dimulai pada pekan lalu. Hal pertama yang dilakukan Perancis adalah mengirim serangan udara ke basis kaum pemberontak. Sejumlah negara Barat memberi dukungan tidak langsung, dengan mengirim pesawat pengangkut logistik dan pasukan.
"Kami tidak bisa menerima sama sekali intervensi militer di Mali, karena hal ini akan menyulut konflik di wilayah tersebut," kata Morsi pada pembukaan pertemuan puncak ekonomi di ibu kota Arab Saudi itu.
Pada awal pekan ini, pasukan Perancis dan Mali berhasil merebut kembali kota-kota kunci di Mali, seperti Diabaly dan Douentza. Hal ini dilakukan untuk mengusir kaum pemberontak yang memiliki kaitan dengan al-Qaeda, yang menguasai wilayah utara negara itu.
Tapi, Morsi berpendapat, bahwa intervensi di Mali harus dilakukan dengan cara damai. Ia juga menyerukan pendanaan bagi pembangunan di negara Afrika tersebut.
"Kami tidak menerima ekstremisme, kekerasan, atau agresi terhadap warga sipil. Tetapi, kita juga tidak ingin membuat pertumpahan darah baru," lanjut Morsi.
Intervensi militer Perancis di Mali sudah dimulai pada pekan lalu. Hal pertama yang dilakukan Perancis adalah mengirim serangan udara ke basis kaum pemberontak. Sejumlah negara Barat memberi dukungan tidak langsung, dengan mengirim pesawat pengangkut logistik dan pasukan.
(esn)