Pistol macet, politisi Bulgaria tak jadi ditembak
A
A
A
Sindonews.com – Pemimpin partai Movement for Rights and Freedoms (MRF), Ahmed Dogan, selamat dari upaya pembunuhan, Sabtu (20/1/2013). Menteri Dalam Negeri Bulgaria, Tsvetan Tsvetanov mengatakan penyerang mencoba untuk memecat dua tembakan, tetapi tidak berhasil.
Dilaporkan media setempat, seorang pria (25) tiba-tiba melompat naik ke atas pangggung dan menodongkan pistol ke kepala Dogan saat ia menyampaikan pidato dimarkas partainya di Sofia, Bulgaria. Pemimpin gerakan kelompok minoritas Turki sangat terkejut. Beruntung Dogan lolos tanpa cedera dari pecobaan pembunuhan tersebut. Namun, akibat pistol tersebut rusak, percobaan pembunuhan dapat terhindarkan.
"Kemungkinan besar pistol itu macet," ungkap Tsvetanov seperti diberitakan dalam Reuters, Minggu (20/1/2013).
Penjaga keamanan langsung menarik pria tersebut turun dari pangung, tubuhnya lantas dipukuli dan ditendang berulang-ulang oleh petugas keamanan. Usai dipukuli, petugas lantas menahan pria tersebut guna mengetahui motif dibalik penyerangan tersebut.
"Saat digeledah pria yang mengaku datang dari Kota Burgas tersebut juga kedapatan membawa dua buah pisau," ungkap Polisi Bulgaria.
Serangan terhadap politisi Bulgaria merupakan sesuatu hal yang langka. Menanggapi insiden tersebut, Presiden Bulgaria Rosen Plevneliev angkat bicara.
"Masyarakat Bulgaria memang dikenal toleran, saling menghargai dan menghormati antar etnik dan agama yang berbeda. Namun, tindakan tersebut sangat tidak dapat diterima di negara yang demokratis ini," ungkap Plevneliev.
Dilaporkan media setempat, seorang pria (25) tiba-tiba melompat naik ke atas pangggung dan menodongkan pistol ke kepala Dogan saat ia menyampaikan pidato dimarkas partainya di Sofia, Bulgaria. Pemimpin gerakan kelompok minoritas Turki sangat terkejut. Beruntung Dogan lolos tanpa cedera dari pecobaan pembunuhan tersebut. Namun, akibat pistol tersebut rusak, percobaan pembunuhan dapat terhindarkan.
"Kemungkinan besar pistol itu macet," ungkap Tsvetanov seperti diberitakan dalam Reuters, Minggu (20/1/2013).
Penjaga keamanan langsung menarik pria tersebut turun dari pangung, tubuhnya lantas dipukuli dan ditendang berulang-ulang oleh petugas keamanan. Usai dipukuli, petugas lantas menahan pria tersebut guna mengetahui motif dibalik penyerangan tersebut.
"Saat digeledah pria yang mengaku datang dari Kota Burgas tersebut juga kedapatan membawa dua buah pisau," ungkap Polisi Bulgaria.
Serangan terhadap politisi Bulgaria merupakan sesuatu hal yang langka. Menanggapi insiden tersebut, Presiden Bulgaria Rosen Plevneliev angkat bicara.
"Masyarakat Bulgaria memang dikenal toleran, saling menghargai dan menghormati antar etnik dan agama yang berbeda. Namun, tindakan tersebut sangat tidak dapat diterima di negara yang demokratis ini," ungkap Plevneliev.
(esn)