Aksi protes menentang Pemerintah Pakistan berakhir ricuh
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa yang digelar oleh ribuan pendukung ulama Sufi, Muhammad Qadri Tahirul di Ibu Kota Pakistan, Islamabad berakhir ricuh, Selasa (15/1/2013). Tahirul memimpin massa demonstran untuk menuntut pemerintah membasmi pejabat yang korup dan tidak kompeten.
Para pejabat tersebut pantas disalahkan, karena telah menyebabkan lemahnya pertumbuhan ekonomi, energi, kegagalan melawan Taliban, dan peningkatan angka kejahatan. Selain itu, para pejabat juga disalahkan atas kurangnya lapangan pekerjaan dan kenaikan harga bahan pangan di Pakistan.
Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai mendadak ricuh, setelah ungkapan tersebut dilontarkan Pendukung tidak mengindahkan larangan untuk menghindari gedung parlemen, mereka malah menyingkirkan barikade yang dipasang di depan gedung parlemen. Beberapa di antara mereka melemparkan batu ke arah polisi anti huru hara.
"Pawai berakhir dan revolusi telah dimulai," ungkap Tahirul, ulama yang kembali ngetop beberapa pekan setelah kembali dari Kanada. "Pagi ini saya memberikan waktu pada presiden dan perdana menteri untuk membubarkan parlemen dan berhenti dari kekuasaan," ungkap Tahirul kepada kerumunan.
Guna mengendalikan massa, Pasukan Keamanan Pakistan lantas menembakan gas air mata ke arah puluhan ribu orang yang datang dari golongan kelas menengah. Para demonstran terdiri dari mahasiswa, guru, polisi, dan pekerja rumah tangga.
Para pejabat tersebut pantas disalahkan, karena telah menyebabkan lemahnya pertumbuhan ekonomi, energi, kegagalan melawan Taliban, dan peningkatan angka kejahatan. Selain itu, para pejabat juga disalahkan atas kurangnya lapangan pekerjaan dan kenaikan harga bahan pangan di Pakistan.
Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai mendadak ricuh, setelah ungkapan tersebut dilontarkan Pendukung tidak mengindahkan larangan untuk menghindari gedung parlemen, mereka malah menyingkirkan barikade yang dipasang di depan gedung parlemen. Beberapa di antara mereka melemparkan batu ke arah polisi anti huru hara.
"Pawai berakhir dan revolusi telah dimulai," ungkap Tahirul, ulama yang kembali ngetop beberapa pekan setelah kembali dari Kanada. "Pagi ini saya memberikan waktu pada presiden dan perdana menteri untuk membubarkan parlemen dan berhenti dari kekuasaan," ungkap Tahirul kepada kerumunan.
Guna mengendalikan massa, Pasukan Keamanan Pakistan lantas menembakan gas air mata ke arah puluhan ribu orang yang datang dari golongan kelas menengah. Para demonstran terdiri dari mahasiswa, guru, polisi, dan pekerja rumah tangga.
(esn)