Iran minta hak nuklirnya diakui PBB
A
A
A
Sindonews.com - Iran berharap untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif dengan para ahli dari badan nulkir PBB. “Kesepakatan ini diharap bisa tercapai selama pembicaraan di Teheran, pada Rabu 16 Januari, atas sengketa program atom Republik Islam Iran,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, Selasa (15/1/2013), seperti dikutip dari Naharnet.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, telah mengumumkan bahwa Teheran dan negara-negara yang tergabung dalam P5+1 telah sepakat soal tanggal pelaksanaan pembicaraan putaran baru soal program nuklir Iran. Negara yang tergabung dalam P5+1 adalah Inggris, China, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman.
"Kami berharap perjanjian komprehensif bisa dicapai dalam diskusi pada Rabu 16 Januari, ketika sebuah tim ahli dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tiba di Teheran untuk melakukan diskusi intens,” kata Mehmanparast dalam konferensi pers mingguannya.
Menurutnya, kesepakatan hanya akan mungkin dicapai jika "hak nuklir" Iran diakui oleh badan PBB. "Jika kita ingin mencapai kesepakatan dan mengikis dugaan keprihatinan, komitmen pihak lain harus sepenuhnya jelas. Kami berharap IAEA untuk sepenuhnya menghormati hak-hak nuklir kami," lanjutnya.
Para ahli IAEA yang mengunjungi Teheran untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan, juga berharap untuk mencapai kesepakatan. Hingga kini, dunia internasional masih menganggap bahwa program nuklir yang dikembangkan Iran bertujuan untuk memproduksi bom nuklir. Iran sendiri telah berulangkali membantah hal tersebut. Iran mengaku program nuklirnya bertujuan damai.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast, telah mengumumkan bahwa Teheran dan negara-negara yang tergabung dalam P5+1 telah sepakat soal tanggal pelaksanaan pembicaraan putaran baru soal program nuklir Iran. Negara yang tergabung dalam P5+1 adalah Inggris, China, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman.
"Kami berharap perjanjian komprehensif bisa dicapai dalam diskusi pada Rabu 16 Januari, ketika sebuah tim ahli dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tiba di Teheran untuk melakukan diskusi intens,” kata Mehmanparast dalam konferensi pers mingguannya.
Menurutnya, kesepakatan hanya akan mungkin dicapai jika "hak nuklir" Iran diakui oleh badan PBB. "Jika kita ingin mencapai kesepakatan dan mengikis dugaan keprihatinan, komitmen pihak lain harus sepenuhnya jelas. Kami berharap IAEA untuk sepenuhnya menghormati hak-hak nuklir kami," lanjutnya.
Para ahli IAEA yang mengunjungi Teheran untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan, juga berharap untuk mencapai kesepakatan. Hingga kini, dunia internasional masih menganggap bahwa program nuklir yang dikembangkan Iran bertujuan untuk memproduksi bom nuklir. Iran sendiri telah berulangkali membantah hal tersebut. Iran mengaku program nuklirnya bertujuan damai.
(esn)