Sayap militer Kurdi minta Perancis bertanggung jawab
A
A
A
Sindonews.com - Para aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) menyatakan Perancis harus bertanggung jawab, jika tidak bisa secepatnya menjelaskan soal kasus pembunuhan tiga aktivis perempuan Kurdi di Paris, kemarin.
"Fakta bahwa serangan itu dilakukan di Perancis adalah jelas menjadi tanggung jawab Perancis," ujar pernyataan Angkatan Pertahanan Rakyat (HPG), sayap militer Kurdi, dalam situs mereka.
"Perancis memiliki tanggung jawab untuk segera menjelaskan pembantaian itu. Atau akan bertanggung jawab atas pembunuhan rekan kami," lanjut pernyataan tersebut.
Tiga wanita itu adalah Sakine Cansiz, Fidan Dogan, dan Leyla Soylemez. Asosiasi Federasi Kurdi di Perancis menyatakan Cansiz adalah anggota pendiri PKK, sedangkan Dogan adalah anggota kongres Kurdistan, dan Soylemez adalah seorang aktivis muda.
“Ketiganya terakhir kali terlihat pada Rabu 9 Januari siang di lantai pertama dari sebuah bangunan di jalan Lafayette,” menurut Direktur Pusat Federasi Asosiasi Kurdi di Paris, Leon Edart, Kamsi (10/1/2013), seperti dikutip dari The Sunday Times.
Pemerintah Turki menyalahkan pembunuhan pada faksi keras dalam PKK, yang menurut Turki kemungkinan ingin menggagalkan pembicaraan damai antara Turki dan pemimpin PKK yang berada di dalam penjara, Abdullah Ocalan.
Pembunuhan terjadi beberapa hari setelah media Turki melaporkan, bahwa Pemerintah Turki dan pemimpinan PKK telah menyetujui skema untuk mengakhiri pemberontakan tiga dekade yang telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang.
"Fakta bahwa serangan itu dilakukan di Perancis adalah jelas menjadi tanggung jawab Perancis," ujar pernyataan Angkatan Pertahanan Rakyat (HPG), sayap militer Kurdi, dalam situs mereka.
"Perancis memiliki tanggung jawab untuk segera menjelaskan pembantaian itu. Atau akan bertanggung jawab atas pembunuhan rekan kami," lanjut pernyataan tersebut.
Tiga wanita itu adalah Sakine Cansiz, Fidan Dogan, dan Leyla Soylemez. Asosiasi Federasi Kurdi di Perancis menyatakan Cansiz adalah anggota pendiri PKK, sedangkan Dogan adalah anggota kongres Kurdistan, dan Soylemez adalah seorang aktivis muda.
“Ketiganya terakhir kali terlihat pada Rabu 9 Januari siang di lantai pertama dari sebuah bangunan di jalan Lafayette,” menurut Direktur Pusat Federasi Asosiasi Kurdi di Paris, Leon Edart, Kamsi (10/1/2013), seperti dikutip dari The Sunday Times.
Pemerintah Turki menyalahkan pembunuhan pada faksi keras dalam PKK, yang menurut Turki kemungkinan ingin menggagalkan pembicaraan damai antara Turki dan pemimpin PKK yang berada di dalam penjara, Abdullah Ocalan.
Pembunuhan terjadi beberapa hari setelah media Turki melaporkan, bahwa Pemerintah Turki dan pemimpinan PKK telah menyetujui skema untuk mengakhiri pemberontakan tiga dekade yang telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang.
(esn)